Tragedi Kemanusiaan Etnis Rohingya

Aktivis NU Jatim Aksi Solidaritas Kemanusiaan untuk Etnis Rohingya

Ratusan massa gabungan aktivis Banom NU, PMII, dan Walubi, aksi damai di depan Grahadi Surabaya (santrinews.com/hady)

Surabaya – Para aktivis Nahdlatul Ulama di Jawa Timur secara serentak menggelar aksi di Gedung Negara Grahadi, Jumat siang, 22 Mei 2015. Mereka mengampanyekan solidaritas kemanusiaan bagi etnis Rohingya.

Mereka berasal dari Garakan Pemuda Ansor, Fatayat NU, Ikatan Pelajar NU (IPNU), Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi), Alumni Santri Kilat Ansor, dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)

Aksi massa yang dikoordinasi Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim ini dimulai dari dari gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur Surabaya, lalu menuju di gedung Negara Grahadi, Surabaya. Di tengah jalan para demostran terus meneriakkan kepeduliannya terhadap etnis Rohingya.

“Tragedi Rohingya jangan dipandang lagi sebagai isu keagamaan tapi ini isu kemanusiaan,” kata Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim, Andry Dewanto Ahmad.

Menurut Andry, para pengungsi rohingya kini mengalami lebih dari sekadar diskriminasi agama, yakni pembersihan etnis. Hal itu terjadi sejak adanya kudeta militer di Myanmar.

Ia menjelaskan, setelah kudeta militer pada tahun 1960-an, pemerintah Myanmar mengeluarkan dekrit tentang etnis pada tahun 1980-an. Ada 10 etnis besar yang diakui dan lainnya tidak diakui, termasuk Rohingya.

“Prinsip kemanusiaan wajib dijujung tinggi, melebihi alasan diplomasi dan teritorial negera. Kini nasib Rohingya menjadi tanggungjawab kita semua umat manusia lintas agama, etnis dan negara,” tegasnya.

Ainul Yaqin, koordinator lapangan aksi tersebut, berpandangan, pemerintah Indonesia bisa melakukan protes melalui kekuatan diplomasi yang dimiliki atas tragedi kemanusiaan ini. “Kami mendesak kepada Presiden RI untuk menarik Dubes RI di Myanmar,” ujarnya.

Peserta demo mengajak pada semua umat beragama di Indonesia termasuk umat Budha untuk solidaritas tragedi Rohingya. Selain aksi, para aktivis NU itu juga membagikan selembaran yang isinya surat pernyataan sikap yang ditandatangani oleh ketua PW GP Ansor Jatim dan ketua PC GP Ansor Surabaya, ketua PW Fatayat NU Jatim, ketua PKC PMII Jatim, wakil ketua PW IPNU Jatim, wakil ketua PW IPPNU Jatim, dan ketua PC IPPNU Surabaya, dan wakil sekretaris Lesbumi Jatim.

Dalam surat itu di antaranya, tertulis, “baikot Myanmar”, “Presiden RI bantulah pengungsi Rohingya”, “stop kekerasan pada Rohingya”, “Gubenur Jatim sumbanglah pengungsi Rohingya”, “Aung San Su Kyi, mana suaramu untuk Rohingya?”, “ jangan usir pengungsi Rohingya”, “Rohingya bukan anjing gila”, “seret dan adili Biksu Ashin Wirathu!”, dan “ PBB harus turun jangan hanya berbicara”. (rofii/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network