Rahasia Gus Dur Selalu Dirindukan

20 tahun lalu, 23 Juli 2001, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilengserkan dengan paksa dari kursi kepresidenan. Sebuah peristiwa politik paling tragis dalam sejarah Indonesia yang nyaris “chaos”. Gus Dur bertindak bijak. Kedamaian rakyat lebih utama dari jabatan.

Meski begitu, nama Gus Dur, presiden ke 4 itu, tetap harum mewangi, pujian dan kekaguman terhadap beliau mengalir sepanjang tahun. Beliau masih dan selalu dicintai dan dirindukan oleh mereka yang hatinya bersih. Sementara orang-orang yang merekayasa pelengseran dan para pembencinya terlunta-lunta, bagai gelandangan, tak berharga lagi, bahkan direndahkan publik.

Beberapa teman bertanya mengapa Gus Dur bisa begitu?. Aku menyebutkan sebuah hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ ، قَالَ : فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ ،

“Jika Allah mencintai hamba-Nya, Dia memanggil Jibril lalu mengatakan: “Aku mencintai si A. Maka cintailah dia. Jibrilpun mencintainya. Kemudian dia menyampaikan kepada para penghuni langit: “Allah mencintai si A. Maka cintailah dia. Para penghuni langit itu pun mencintainya. Lalu diapun dicintai para penghuni bumi”.

Masya Allah. Teman-teman itu mengangguk-angguk dengan wajah penuh kekaguman. Jadi?

Jadi soal mengapa dan bagaimana bisa Gus Dur diziarahi beribu orang adalah cinta. Gus Dur mencintai manusia dengan tulus. Melayani dan menggembirakan hati mereka yang luka. Itu rahasianya. Para wali yang diziarahi juga demikian. Gus Dur besar sendiri meski andai pun tak jadi presiden. Beliau lebih besar dari Presiden.

Lalu aku bilang: Siapa yang mencintai akan dicintai. Siapa yang membenci akan dibenci

Dan renungkan hukum kehidupan ini:

الانسان مجبول بحب من احسن اليه. وببغض من اساء اليه.

“Manusia diberi sifat senang orang yang berbuat baik kepadanya dan tidak senang kepada orang yang berbuat jahat/buruk kepadanya”.

مَنْ تَوَاضَعَ ِللهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ

“Siapa rendah hati karena Allah, maka Allah mengangkat (derajat)-nya; dan siapa sombong, maka Allah merendahkannya”.(HR Abu Nu‘aim)‎. (*)

24 Juli 2021

Terkait

FIKRAH Lainnya

SantriNews Network