Manulife Targetkan Kontribusi Produk Syariah Capai 5 Persen
CEO & President Director Manulife Indonesia Chris Bendl didampingi Vice President Director & Chief Agency Officer Manulife Indonesia Nelly Husnayati memotong tumpeng usai penandatangan kerjasama dengan Bank Muamalat, di Jakarta, Rabu 19 Nopember 2014. (sa
Jakarta – PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) menargetkan kontribusi penjualan produk asuransi syariah pada 2015 dapat mencapai 4-5 persen.
Sejak diluncurkan 5 tahun lalu kontribusi rata-rata produk syariah kepada total premi perseroan hanya sebesar 2-3 persen atau sekitar Rp 220 miliar. Untuk itu, Manulife Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat).
VP Director and Chief Agency Officer Manulife Indonesia, Nelly Husnayati mengatakan, peluncuran produk syariah sejak Juni 2009 merupakan wujud komitmen perseroan untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.
Dalam 5-10 tahun mendatang, Manulife Indonesia berharap, kontribusi penjualan produk asuransi syariah dapat mencapai posisi 10 persen.
“Kami berharap, tahun depan kontribusi penjualan asuransi syariah menjadi 4-5 persen. Karena itu, kami hari ini menandatangani perjanjian kerja sama bancassurance dengan Bank Muamalat,” ujar dia dalam acara Signing Ceremony for Strategic Patnership, di Jakarta, Rabu 19 Nopember 2014.
Selain Bank Muamalat, Nelly mengakui, perseroan sudah menjalin kerja sama bancassurance dengan bank lain. Misalnya, antara lain dengan PT Bank ANZ Indonesia (ANZ Indonesia), Citi Indonesia (Citibank), Standard Chartered Bank Indonesia (Standard Chartered), PT Bank DBS Indonesia (DBS), dan kerja sama esklusif dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon). Namun, untuk kerja sama dengan bank syariah di Tanah Air, Bank Muamalat adalah patner startegic pertama Manulife Indonesia.
Sampai saat ini, produk syariah perseroan hanya dipasarkan melalui agen. Sementara jelas Nelly, seperti dilansir Beritasatu, agen yang dimiliki perseroan November ini ada sebanyak 8.500 yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
“Kami ingin meningkatkan bisnis syariah sebab, potensi bisnis syariah di Indonesia masih sangat besar. Dengan mayoritas masyarkakat di sini yang beragama muslim, harusnya dapat tumbuh. Apalagi sebenarnya produk syariah tidak hanya diperuntukan bagi umat muslim saja, jadi siapa pun boleh membeli,” jelas dia.
Pada kesempatan sama, CEO and President Director Manulife Indonesia Chris Bendl mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang menarik dan memasuki masyarakat ekonomi Asean tahun depan negara ini akan menjadi incaran banyak pihak, khususnya di sektor keuangan syariah. Bank Muamalat adalah bank syariah pertama di Indonesia dan Manulife Indonesia sudah berada di negara ini sejak 30 tahun lalu.
“Jadi kami berharap, kerja sama ini dapat berjalan positif dan jangka panjang,” ujar dia.
Di sisi lain, Chief Executive Officer Bank Muamalat Endy PR Abdurahman menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir bisnis perbankan syariah mulai tumbuh, dan diikuti dengan pertumbuhan dari sisi asuransi, pengadaian, reksa dana, dan multifinance syariah. Hal tersebut selain didukung dengan masyoritas masyarakat beragama Islam, juga karena peningkatan jumlah kelas menengah.
“Karena itu, kami membentuk kolaborasi antara lembaga keuangan, Bank Muamalat dan Manulife Indonesia. Produk asuransi kerja sama kami berbentuk unit linked dan tradisional. Kedua jenis produk asuransi syariah ini kami akan dipasarkan di 158 kota,” ungkap dia.
Front liners di 158 kantor Bank Muamalat akan mereferensikan nasabah kepada financial specialist dari Manulife Indonesia. Kemudian, jelas Endy, financial specialist tersebut yang memberikan penjelasan terkait produk, konsultasi, hingga proses penutupan polis.
“Nasabah kami pun dapat memperoleh penawaran produk asuransi syariah melalui tele sales officer dari Bank Muamalat,” papar dia. (us/saif)