Presiden SBY: Indonesia, Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat meresmikan Pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) di Lapangan Silang Monas Jakarta, Ahad, 17 November 2013 (santrinews.com/tempo)
Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Apalagi ekonomi syariah banyak memberikan manfaat di tengah gejolak ekonomi yang terus menerjang perekonomian dunia.
“Kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” kata SBY, saat pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 17 November 2013.
“Dalam 9 tahun terakhir dengan dukungan pemerintah, parlemen, regulator, masyarakat perkembangan ekonomi syariah tumbuh sangat signifikan,” lanjutnya.
Ia menambahkan saat ini aset industri perbankan syariah telah naik 14 kali lipat atau tumbuh 15% per tahun. “Pencapaian ini menjadi tonggak penting sistem keuangan syariah di Indonesia,” katanya.
SBY yakin Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi syariah dan masyarakat ekonomi syariah di dunia.
“Potensi itu ada melihat Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia ditambah lagi dengan perkembangan pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia,” ujar SBY.
Presiden menilai sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang harus diperkuat di Indonesia mengingat saat perekonomian dunia mengalami gejolak, ekonomi syariah terbukti mampu bertahan.
“Krisis ekonomi yang silih berganti saat ini justru menjadi tantangan lebih bagi negara-negara maju, sementara sistem ekonomi syariah justru dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak krisis keuangan serta dapat meningkatkan ketahanan ekonomi nasional,” katanya.
Ia mengatakan pada era globalisasi seakan-akan semua perekonomian dunia harus diintegrasikan dalam suatu sistem global sehingga ketika ada satu negara yang mengalami masalah dengan ekonominya, itu akan berimbas pada negara-negara yang lain.
Perekonomian syariah, lanjut presiden, tidak berjarak dari sistem riil sehingga terhindar dari aksi spekulan yang acapkali menimbulkan gejolak pada sistem keuangan dunia.
Lebih lanjut ia mengatakan Indonesia mesti terus berupaya untuk mewujudkan sistem perekonomian yang adil dan mensejahterakan rakyat.
Ia juga menyatakan sistem bagi hasil dalam ekonomi syariah memiliki akar yang serupa dengan budaya Indonesia pada masa lalu, misalnya sistem membagi empat dan membagi dua.
Pencanangan Gres! dilakukan di hadapan puluhan para pemangku kepentingan ekonomi syariah, itu juga dihadiri oleh Ibu Ani Yudhoyono, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serta Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. (hay)