Kemenpora Gelorakan Gerakan Ayo Olahraga
Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta (pegang mic), Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Bayu Rahadian, Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo saat jumpa pers (santrinews.com/uswah)
Jakarta – Sebagai salah satu ajang promosi Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta hari Kamis sore, 21 April 2016, didampingi Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Bayu Rahadian, Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo menggelar jumpa pers dan diskusi bersama terkait Gerakan Ayo Olahraga yang akan digelorakan kembali.
Gerakan Ayo Olahraga juga menjadi salah satu program unggulan Kemenpora melalui Deputi Pembudayaan Olahraga dengan di dukung beberapa program lain yakni penyelenggaraan TAFISA Sport For All Games ke-6 Oktober 2016, penyediaan dan pemanfaatan ruang publik untuk berolahraga, penyelenggaraan sepeda sehat, festival senam kebugaran jasmani yang diikuti lansia, usia dini dan disabilitas serta pelatihan dan workshop penggerak tenaga kebugaran di masyarakat.
“TAFISA merupakan momentum besar yang menghadirkan ratusan negara didunia, melalui even ini diharapkan masyarakat kita tidak malu, malas dan minder dengan olahraga tradisional dan olahraga disabilitas, karena dunia telah menaruh harapan besar pada olahraga masyarakat, termasuk olahraga elektronik (e-sport) yang juga akan kami kenalkan di Indonesia,” ujar Isnanta di Media Center, Kantor Menpora, Senayan, Jakarta.
Menurutnya Pembudayaan Olahraga targetnya sama sekali bukan prestasi melainkan bagaimana semua lapisan masyarakat menjadi bugar, sehat dan berkarakter. “Berkarakter yakni merubah perilaku masyarakat menjadi baik, kami berupaya membugarkan semua lini masyarakat, ajakan Ayo Olahraga dimaksudkan agar masyarakat tetap sehat dan bugar, saat ini faktanya masyarakat Indonesia yang bugar baru menginjak angka 5%,” ucapnya.
Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Bayu Rahadian menambahkan, ruang lingkup pembudayaan olahraga tidak menentu pada olahraganya melainkan nilai (value) tradisional akan dikembangkan. “Segmen olahraga layanan khusus juga mengurusi mulai dari usia dini hingga lanjut usia di tiga generasi (cucu, ibu, nenek) melalui olahraga tradisional yang dinilai mulai luntur juga sebagai bagian dari revolusi mental,” katanya.
Ditambahkan Bayu, pihaknya berkolaborasi dengan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) di Departemen Kesehatan. “Kami lebih mengkaitkan dengan aktivitas fisiknya dengan berkontribusi menurunkan potensi penyakit menular dan tidak menular masyarakat termasuk masyarakat disabilitas,” ujarnya.
Sementara itu Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo menyampaikan pihaknya akan menggelar kompetisi Sepakbola Usia 14 Piala Menpora yang diikuti kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia sebagai upaya dan terobosan menghasilkan bibit pemain muda yang bertalenta agar menjadi pemain profesional.
“Pemain sepakbola U-23 dan Timnas merupakan hasil dari PPLP dan SKO, saat ini hampir 6000 atlet usia dini berprestasi dalam pantauan kami hasil dari turnamen tingkat kabupaten/provinsi sebagai persiapan menjadi atlet profesional dan elite mewakili Indonesia di tingkat nasional dan dunia,” tuturnya. (us/onk)