Pilpres 2019

Di Pesantren Bumi Shalawat, Kiai Maruf Amin Paparkan Arus Baru Ekonomi Berkeadilan

KH Ma'ruf Amin disambut Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agoes Ali Mashuri, dan Wakil Ketua PWNU Jatim H Mohammad Qoderi (santrinews.com/detik)

Sidoarjo – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin selama tiga hari melakukan safari politik ke sejumlah pesantren di Jawa Timur. Dimulai dari Jember, Probolinggo, dan Pasuruan. Sabtu 29 September 2018, hari ini, Kiai Ma’ruf bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Bumi Shalawat di Desa Lebo, Sidoarjo.

Tiba di pesantren asuhan KH Agoes Ali Mashuri (Gus Ali) itu sekitar pukul 09.30 WIB, kedatangan Kiai Ma’ruf dan rombongan disambut lantunan shalawat Badar oleh para santri.

Kiai Ma’ruf mengaku tengah menyiapkan skema pembangunan ekonomi bangsa yang disebutnya sebagai ‘Arus Baru Ekonomi Indonesia’. Skema itu bakal memperkuat kerja Presiden Joko Widodo untuk membawa ekonomi Indonesia semakin maju.

“Kita ingin membangun skema ekonomi baru yang lebih adil dan menyejahterakan,” ujarnya Di hadapan para santri dan sejumlah kiai.

Dalam konsep lama, kata Kiai Ma’ruf, ada teori trickle down effect yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi menetes ke bawah. Faktanya, ternyata tidak menetes. “Sekarang kita balik dari bawah ke atas dengan umat sebagai fokus utama pembangunan kesejahteraan bangsa,” tegasnya.

Kiai Ma’ruf menambahkan, arus baru ekonomi itu tak lantas membenturkan yang lemah dan yang kuat, tetapi membangun kolaborasi yang saling menguntungkan. Itulah yang akan diperkuat Kiai Maruf jika terpilih menjadi wakil presiden kelak.

“Kita ingin mengurangi kesenjangan. Indeks ketimpangan atau rasio gini harus diturunkan. Tentu kita juga tekan disparitas spasial antara pusat dan daerah dan antardaerah. Kita ingin ekonomi kian merata,” tandasnya.

“Itu sudah dijalankan Pak Jokowi selama ini dan kita perkuat lagi ke depan,” sambung guru besar ekonomi Islam tersebut.

Ia mencontohkan disparitas spasial yang terus dikurangi Jokowi dengan menggelorakan pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbang Pulau Jawa sekitar 58 persen, disusul Sumatera 21 persen, Kalimantan 8 persen, Sulawesi 6 persen, kemudian Maluku dan Papua 2 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 3 persen.

“Tapi dengan pembangunan infrastruktur yang kini tidak lagi Jawasentris, maka perekonomian di luar Jawa bisa terus bergerak maju,” paparnya.

Menurut Kiai Ma’ruf, pengembangan ekonomi luar Jawa juga bakal memberi banyak nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya komoditas kakao Sulawesi yang dijual mentah secara murah, selama ini nilai tambahnya hanya dinikmati perusahaan raksasa.

“Dari Sulawesi, kakao dijual murah. Masuk luar negeri, diolah sedikit jadi mahal, masuk lagi ke Indonesia dengan harga tinggi. Besok kita taruh nilai tambah itu di Indonesia,” ujarnya.

“Kerja Pak Jokowi memeratakan pembangunan hingga luar Jawa adalah bagian dari ikhtiar memberi nilai tambah ekonomi itu.” (shir/dtk)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network