Jelang Muktamar PKB
Pengamat: Tantangan PKB Menyatukan Suara NU
Ketua Umum DPP PKB, HA Muhaimin Iskandar (santrinews.com/tribunnews)
Jakarta – Direktur Riset Indobarometer Muhamad Yusuf Kosim menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar belum dapat menyatukan suara warga NU.
Jika melihat besarnya suara NU yang memilih hak pilih, kata dia, semestinya suara PKB pada pemilu legislatif 2014 jauh lebih besar.
“Kondisi ini yang menjadi tantangan PKB ke depan, menyatukan suara NU mengingat banyaknya politisi NU yang menyebar ke berbagai partai politik, sulit untuk mengambil 100 persen suara NU ke PKB,” kata Yusuf, di kantor PBNU di Jakarta, Sabtu 30 Agustus 2014.
Menurut data Indobarometer, kata dia, jumlah pemilih pada Pemilu 2014 yang mengaku bagian dari ormas NU sebesar 40 persen. Namun, pada pemilu 2014, PKB hanya berhasil meraih perolehan suara 9,04 persen. Hal ini, menurut Yusuf, menunjukkan bahwa belum semua suara Nahdliyin bisa diraih PKB.
“Padahal, PKB merupakan partai yang didirikan NU, anak kandung NU,” ucap dia.
Data Indobarometer juga menunjukkan bahwa suara Nahdliyin lebih banyak beralih ke PDI-Perjuangan dan Partai Golkar.
Karena itu, Yusuf menegaskan bahwa tantangan terbesar PKB adalah memperjuangkan aspiriasi kaum Nahdliyin ke depannya. Jika tidak, pemilih PKB dalam pemilu mendatang tidak akan besar.
“Pemilu 2019 kalau PKB seperti ini tidak akan besar, maksimal di 10 persen. Kalau ada kasus-kasus hukum yang menimpa kader PKB, tidak mungkin PKB ini tidak mampu mempertahankan dukungan suaranya. PKS saja terbukti mampu mempertahankan suaranya,” ujar Yusuf.
Dia juga berpendapat, PKB tidak akan bisa melahirkan politisi jempolan jika tidak melakukan perubahan. Muktamar PKB yang dijadwalkan pada 31 Agustus-1 September, dianggap sebagai waktu yang tepat untuk membahas tantangan tersebut. (hay)