450 Santri dan 250 Guru Pesantren di Aceh Barat Terima Bantuan Rp506 juta

Plt Kepala Baitul Mal Aceh, Zamzami Abdurrani, menyerahkan bantuan kepada tujuh keluarga dari kalangan muallaf setelah resmi memeluk agama Islam secara sukarela di Masjid Asyura, Desa Seneubok, Meulaboh Aceh Barat, Senin, 28 Januari 2019 (santrinews.com/a
Meulaboh – Lembaga Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat menyerahkan bantuan uang tunai kepada sebanyak 425 santri yang berasal dari keluarga miskin yang tersebar di 12 kecamatan. Masing-masing sebesar Rp750 ribu.
“Kita berharap dengan adanya penyaluran bantuan ini, dapat meringankan beban para santri saat belajar di pesantren tradisional,” kata Bupati Aceh Barat H Ramli MS dalam sambutannya, di Aula Kantor Bupati Aceh Barat, Jumat, 2 Agustus 2019, sore.
Tidak hanya itu, sebanyak 250 guru pembantu yang selama ini mengajar di pesantren tradisional (dayah) juga mendapatkan bantuan serupa dengan bantuan yang diterima masing-masing sebesar Rp750 ribu per orang, dengan jumlah total keseluruhan bantuan yang disalurkan tersebut sebesar Rp506.250.000.
Menurut Ramli, selama ini santri yang belajar di dayah sangat kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.
Untuk itu, sejak 2018 lalu ia bersama Baitul Mal Aceh Barat telah menginstruksikan agar setiap santri dan guru yang mengajar dan belajar di pesantren tradisional harus dibantu dan diberi semangat termasuk bantuan keuangan.
Ia berharap bantuan ini dapat digunakan untuk membeli berbagai keperluan selama belajar di dayah dan dapat membantu meringankan beban keluarga meski jauh dari kampung halaman.
Kepala Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat, Teungku Bachtiar mengatakan, santri yang mendapatkan bantuan keuangan tersebut merupakan santri yang telah lulus seleksi oleh masing-masing pimpinan pondok pesantren/dayah yang namanya telah diverifikasi sebagai calon penerima bantuan.
Total santri yang dibantu dalam tahun ini sebanyak 425 orang termasuk 250 guru pembantu yang berasal dari 74 pesantren/dayah tradisional di Kabupaten Aceh Barat.
“Pemberian bantuan untuk santri kurang mampu dan dari keluarga miskin termasuk guru dayah di Aceh Barat akan terus dilakukan, sehingga semangat mereka untuk belajar agama untuk mencerdaskan umat tidak mengalami kendala apa pun,” kata Teungku Bachtiar. (shir/ant)