Harlah NU ke 90

Maarif Serukan Jihad Lewat Pendidikan

Akh. Muzakki, Grad Dip SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D. (SantriNews.com)

Surabaya – Hari ini, Ahad 16 Rajab 1434 H yang bertepatan dengan 26 Mei 2013 M. diperingati hari lahir NU yang ke 90 tahun. Dengan usianya ini hendaknya NU kian memantapkan khidmat untuk kebaikan umat dan bangsa.

Sejumlah kegiatan diselengarakan dalam rangka memperingati hari lahir NU yang ke 90 tahun ini. Di PWNU Jawa Timur, khusus hari ini ada jalan sehat kiai bersama santri, pemberian santunan kepada anak yatim, donor darah serta tasyakuran harlah. Dan semuanya diselenggarakan di kartor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Al-Akbar Timur No. 09 Surabaya.

Sedangkan Lembaga Pendidikan Ma?arif PW NU Jawa Timur mengajak agar momentum harlah dijadikan sebagai media untuk memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan.

Untuk kepentingan NU masa depan, bersama lembaga pendidikan baik madrasah maupun sekolah yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif NU, serta perangkat lain memiliki tanggungjawab memperbaiki nasib NU masa mendatang.

“Apakah NU akan dicintai, ditaati, ataukah dibenci dan dicaci, semuanya tergantung salah satunya pada pendidikan di lingkungan NU itu sendiri,” kata Ketua PW LP Maarif NU Jawa Timur, Akhmad Muzakki, Ph.D.

“Melalui pendidikan, pemahaman sekaligus penumbuhan kecintaan terhadap NU bisa ditumbuhkan,” katanya. “Sebaliknya, jika pendidikannya tidak bagus atau bermasalah, maka pemahaman dan kecintaan pada NU akan terancam,” lanjut dosen pasca sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini kepada sejumlah media.

Muzakki mengajak semua kalangan membuka lembar sejarah saat bangsa ini melawan agresi Belanda. Ketika itu KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa “Resolusi Jihad” dan didukung oleh KH Wahab Chasbullah (Jombang), KH Bisri Syansuri (Jombang), KH M Dahlan (Surabaya), KH Tohir Bakri (Surabaya), KH Ridwan Abdullah, KH Sahal Mansur, KH Abdul Djalil (Kudus), KH M Ilyas (Pekalongan) KH Abdul Halim Siddiq (Jember), dan KH Saifudin Zuhri (Jakarta).

“Besarnya investasi sejarah yang ditanamkan oleh KH Hasyim Asy’ari terhadap perkembangan negeri ini membuat namanya tak lekang oleh waktu, dan bahkan oleh perubahan politik kekuasaan sekalipun,” tandasnya.

KH Hasyim Asy’ari telah menjadi pribadi yang bersejarah bagi perkembangan negeri ini hingga nilai kesejarahan melegenda dalam basis semangat perjuangan rakyat Indonesia. Karena itu, pengaruhnya sangat dirasakan oleh masyarakat hingga babak kehidupan selanjutnya.

“Oleh karena itu, peran besar KH Hasyim Asy’ari atas munculnya organisasi NU tidak pernah terlupakan. Bahkan, kekuatan NU sebagai ormas Islam yang didirikan oleh beliau, sangat dirasakan oleh rakyat Indoensia,” tandasnya.

“NU menjadi jangkar bagi penguatan dan pengembangan Islam moderat serta pemberdayaan masyarakat di negeri ini,” lanjutnya.

Karena itu, tugas berat yang harus diemban generasi penerus NU adalah menjadikan madrasah atau sekolah sebagai ajang jihad yang selanjutnya.

“Semoga madrasah dan sekolah di lingkungan LP Ma’arif NU khususnya di Jawa Timur dan lembaga-lembaga serta badan otonom NU bisa lebih berdaya dan efektif dalam penentuan masa depan NU secara khusus, dan pengembangan bangsa dan negara secara umum,” katanya.

“Para pegiat NU patut meneruskan semangat resolusi jihad yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari melalui jalur pendidikan di madrasah dan sekolah yang ada,” pungkasnya. (saif/ahay)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network