Muktamar NU

Partai Politik Tertentu Dituding Intervensi Muktamar NU

Achmad Heri (santrinews.com/dok)

Surabaya – Tudingan adanya intervensi politik dari Partai Politik terhadap Muktamar NU di Jombang terus bergulir. Kali ini Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jatim Achmad Heri menganggap Muktamar NU kali ini hanya melibatkan golongan tertentu, bukan seluruh Nahdhliyin.

“Saya melihat adanya golongan yang ingin menyeret-nyeret NU. Mereka secara total ingin melemahkan NU dengan berbagai cara,” kata Achmad Heri, Selasa, 29 Juli 2015.

Upaya demikian, ujar dia, akan mengerdilan NU kedepan. Menurut mantan aktivis IPNU ini, NU itu ibarat gentong yang airnya bisa disalurkan ke dalam gelas-gelas lainnya. Sementara yang terjadi saat ini, ada gelas berupaya menarik gentong tersebut. Kondisi ini yang bisa mengkerdilkan NU.

Namun, Heri enggan menyebut dari partai mana. “Sampean (Anda) sudah tahu parpol mana yang ada di Muktamar. Mereka diduga membawa kepentingan Parpol di Muktamar ke-33 dan upaya pemenangan salah satu kandidat,” ujarnya.

Ia juga menyayangkan, adanya dana hibah dari pemerintah yang masuk ke Muktamar. Menurutnya, dana hibah tersebut bukan membantu melainkan blunder jika dalam laporan pertanggungjawabannya tidak beres.

“Dan saya tidak bisa membayangkan jika nanti ada aparat kejaksaan dan polisi turun ketika ada laporan bahwa LPJ tidak beres. Ini kan sama halnya mengkerdilkan NU,” ujarnya.

Dulu, kata Heri, di NU ada tradisi sahariyah atau istilahnya urunan. Warga NU yang terdiri dari kalangan santri, ulama, pesantren, masyarakat, tukang becak dan lain-lain secara emosional terlibat. Dengan demikian, NU sebagai organisasi besar yang mengayomi bukan malah meminta jatah dari pemerintah.

“Banyak warga NU yang tidak terlibat. Dan saya yakin mereka orang-orang NU yang di dalam kepengurusan Panitia Muktamar juga tidak berperan penuh. Apalagi warga NU yang di luar kepanitiaan,” ujarnya.

Meski banyaknya upaya-upaya intervensi parpol, upaya mengkerdilkan NU dan apapun yang ingin menghancurkan NU, dia meyakini tidak akan bertahan lama. “Mereka yang akan merusak NU pasti akan dilaknat oleh Allah. Ini sudah terbukti hingga NU bisa hidup sampai saat ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang mencium agenda terselubung yang dilakukan PKB dalam perhelatan Muktamar. Selain untuk suksesi KH Said Aqil Sirodj sebagai Ketua Umum PBNU, intervensi PKB juga untuk suksesi Saifullah Yusuf dan Halim Iskandar dalam Pilgub Jatim 2018 mendatang.

“Memang Pilgub Jatim masih lama. Tapi PKB sudah menyiapkan lewat muktamar tahun ini. Kedepan, calon yang diusung PKB akan disuport oleh PBNU. Saya menilai ada arah kesitu,” kata Sekretaris PC Gerakan Pemuda Ansor Jombang, Muizun Hakam.

Dia menandaskan, perhelatan akbar ormas terbesar ini digunakan sebagai momentum pencitraan oleh Ketua Panitia Daerah Muktamar Ke 33 NU Saifullah Yusuf dan Ketua PKB Jatim Abdul Halim Iskandar. Maka tidak heran, gambar Halim Iskandar bertebaran di setiap titik di Kota Jombang.

Pria yang akrab disapa Muiz ini juga menilai, upaya pemenangan KH Said Agil dan KH Mustofa Bisri serta pencitraan yang dilakukan oleh Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Halim Iskandar (Gus Halim), sejak awal terlihat kentara mengarahkan dengan mensetting komposisi Panitia Daerah Muktamar.

Yakni, posisi Ketua Panda dipegang sendiri oleh Saifullah Yusuf dan Sekretaris Panda diisi oleh Thoriqul Haq yang notabene Sekretaris DPW PKB Jatim. Sementara itu pada tingkatan kepanitian lokal juga diisi oleh orang-orang dari partai berlambang bola dunia tersebut.

Mereka antara lain Subaidi Muhtar (Ketua DPC PKB Jombang), Munir Al Fanani (Sekretaris DPC PKB Jombang) dan Mas’ud Zuremi (anggota DPRD Jombang dari PKB). Sedangkan mereka yang notabene dari badan otonom NU setempat, nyaris tidak mendapat posisi strategis dalam kepanitiaan.

Muktamar Ke 33 NU akan berlangsung pada 1-5 Agustus mendatang. Sesuai jadwal akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, dan penutupan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembukaan dan sidang pleno ditempatkan di Alun alun Jombang. Sedangkan sidang komisi berlangsung di empat pondok pesantren, yakni Pesantren Tebuireng, Mambaul Ma’arif Denanyar, Bahrul Ulum Tambakberas, dan Darul Ulum Paterongan.

Sejauh ini telah muncul beberapa kandidat ketua umum PBNU, diantaranya KH Said Aqil Siradj (incumbent), KH Salahuddin Wahid, dan H As’ad Said Ali. Sedangkan Rais Aam PBNU yang digadang-gadang diantaranya KH Musthofa Bisri (Gus Mus), KH A Hasyim Muzadi, dan KH Muhammad Thalha Hasan. (jaz/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network