Alek Subairi
Pemeluk
Ia pergi tapi tak menuju
bernyanyi di jalan seorang
ia peluk rindu kura-kura
mengumpamakan tersangkut
di lembah malam
yang robek
sebagai pelayar berani sepi, pendiam
yang ulung, ia petik kembang rahasia
sebagai pelipur luka sejarah
angin parit pulang ke parit
siapa mengunang di ditikungan
seakan petunjuk, seakan pembujuk
berkali-kali tubuhnya lepas kendali
berkali pula ia mengampuni yang tercabik
seperti buah-buahan kepada ulat-ulat
tetapi tetap saja ada yang menunggu
menunggu, meski saling dekat, saling
pikat dalam lenyap
jauh di dalam sana, rindunya
mengajak pulang
entah ke mana
2010
Seberang
Di atas perahu penambang
kami belajar menerka esok hari
sekerat roti kami bagi seperti membagi
pengalaman yang membeku
Alangkah maklum hati yang dilukai malam hari
kami tiba-tiba menjadi orang-orang santun yang
gampang terharu, gampang teringat pada mati
Tak ada yang perlu dituduh dari riak sungai
di hati kami, sebab air pasti ngalir kepada
yang lebih rendah
Jadi, biarkan kami mengunjungi jejak
yang ditinggalkan tidur-tidur, dan
malam-malam yang mabuk
Agar ada yang terus berbenah
dari bisik-bisik
yang menyaru bait-bait kebajikan
April 2006
Alek Subairi
Lahir di Sampang, Madura, 5 Maret 1979. Lulusan Seni Rua Unesa. Bergiat di Komunitas Rabo Sore dan Komunitas Tikar Merah. Mengelola Jurnal Puisi Amper. Buku Puisinya Kembang Pitutur, 2011. Sementara ini tinggal di Surabaya. Email: aleksubairi@yahoo.co.id.