Bulan Gus Dur

Gus Dur, Sang Arkeolog Kuburan

Gus Dur saat ziarah di makam Syekh Jamaluddin Al Akbar Al Husaini di suatu desa di Wajo Sulawesi Selatan pada 1989 (santrinews.com/ist)

Membicarakan KH Abdurrahman Wahid (Dus Dur) seakan tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada sisi-sisi menarik yang bisa menjadi sebuah pengetahuan. Termasuk keistimewaan beliau yang memiliki firasat yang tajam, daya prediktifnya yang akurat dan disertai denga spiritualitasnya yang sangat kuat.

Diakui atau tidak Gus Dur itu seorang arkeolog yang spesialis menemukan makam atau kuburan tokoh-tokoh besar yang kuno dan hampir tidak dikenali oleh masyarakat di sekitarnya.

Baca: Kisah Gus Dur Dilarang Ziarah ke Makam Ayahnya

Sering tiba-tiba Gus Dur berziarah ke sebuah pemakaman umum yang tidak terpikir oleh orang di sekitarnya untuk berziarah ke situ. Ternyata setelah diziarahi Gus Dur, masyarakat baru menyadari bahwa di situ dimakamkan seorang alim, tokoh yang berjasa dalam dakwah Islam pada masanya. Dan berbondong-bondong masyarakat kemudian menziarahinya dan mendoakan jasad yang dimakamkan disitu.

Hal seperti itu tidak satu atau dua makam. Tapi banyak sekali makam-makam kuno di berbagai tempat yang kemudian menjadi ramai setelah dikunjungi Gus Dur.

Saya masih ingat, dekade 90-an awal, abah dan ibu saya pernah diajak Gus Dur mengantar Megawati Soekarno Putri ziarah ke Trowulan Mojokerto di dekat situs kerajaan Majapahit yang waktu itu masih sepi. Ternyata disitu tempat makam Syekh Jumadil Kubro, tokoh penyebar agama Islam pada jaman Majapahit. Dan setelah dikunjungi Gus Dur, pemakaman itu menjadi ramai bahkan sekarang menjadi destinasi wisata religi andalan Mojokerto.

Baca juga: Kenapa Gus Dur Selalu Ziarah ke Makam

Gus Dur tidak sekadar seorang arkeolog yang “menghidupkan” makam-makam kuno tempat peristirahatan tokoh-tokoh hebat di zamannya, tetapi juga menghidupkan perekonomian wilayah sekitar makam. Berapa banyak orang yang merasa dihidupi Gus Dur karena jasanya menghidupakan makam yang tadinya sunyi menjadi ramai dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Maka sangat wajar ketika makam Gus Dur di area Pesantren Tebuireng Jombang selalu ramai dan penuh peziarah sejak Gus Dur wafat sampai hari ini dan bahkan sampai kapanpun selama tradisi ziarah kubur masih lestari.

Ini karena hoby Gus Dur yang menemukan dan meramaikan makam-makam leluhur. Kalau beliau tidak memiliki ilmu kasyaf yang tinggi maka belum tentu makam-makam kuno itu akan terbuka identitasnya. Dan yang memiliki keahlian menyingkap rahasia benda-benda kuno adalah arkeolog. Dan arkeolog itu adalah Gus Dur.

Ila hadhroti ruhi Gus Dur, Alfatehah. (*)

_______
Bagi sahabat-sahabat penulis yang ingin berkontribusi karya tulis baik berupa opini, esai, resensi buku, puisi, cerpen, serta profil tokoh, lembaga pesantren dan madrasah, dapat dikirim langsung via email ke: redaksi@santrinews.com. Terima kasih.

Terkait

Opini Lainnya

SantriNews Network