Tahun 2017, Momentum Kebangkitan Politik Kaum Santri

Jakarta – Tahun 2017 disebut sebagai momentum kebangkitan politik kaum santri. Ini ditandai dengan kecenderungan praktik partisipasi dan identitas politik kebangsaan yang diperankan kaum santri.

Simpulan ini disampaikan dalam pemaparan refleksi akhir tahun 2017 yang digelar Islam Nusantara Center, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017.

Direktur Islam Nusantara Center A Ginanjar Sya’ban mengatakan, sejak dideklarasikannya Hari Santri pada 2015, sepak terjang politik kaum santri bukan lagi menjadi wacana pinggiran, tapi sudah menjadi wacana arus utama populer di negeri ini.

“Dari hari ke hari, tren bahasan politik santri ini bisa disebut semakin meluas,” kata Ginanjar dalam keterangan tertulisnya.

Alumnus al-Azhar, Mesir, ini menjelaskan dalam membaca partisipasi politik kelas menengah santri setidaknya bisa dipahami dari dua sudut pandang. Pertama penggunaan instrumen teknologi digital dan kedua jaringan komunitas sosial keagamaan.

“Di sinilah praktik politik kelas menengah santri tak lagi melulu dengan dunia pesantren yang berkutat pada kitab kuning atau musala, tapi kini praktik politiknya berkembang.”

Dia mencontohkan pada Ramadhan 2017 jagad media sosial dipenuhi aktivitas mengaji daring oleh para santri. Dalam era teknologi seperti saat ini, kata dia, pilihan menjaring aspirasi politik jalur kelas menengah santri melalui berbagai media berbasis teknologi merupakan pilihan tepat dan cerdas.

Penulis buku Masterpiece Islam Nusantara, Zainul Milal Bizawie, mengatakan sejarah telah mencatat kiprah politik santri. Pada awalnya kiprah santri terkesan lokal dan parsial, tapi ternyata selalu memiliki pengaruh signifikan terhadap iklim politik nasional.

Area politik santri yang selalu fenomenal ini, kata dia, antara lain terjadi di kantong santri yang tersebar di wilayah Indonesia, khususnya di Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sumatera, dan Sulawesi.

“Di sinilah dimensi artikulasi, partisipasi, dan peran politik kelas menengah santri, menjadi salah satu titik pusat perhatian,” kata dia.

Menurut Zainul, meski dikenal sebagai negeri multikultural, Indonesia termasuk sebagai benteng peradaban santri. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu pusat identitas politik Muslim di dunia.

“Inilah saatnya pemimpin dari kalangan santri melengkapi pemerintahan Jokowi ke depan,” ujar dia. (us/m)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network