Kaya Raya dengan Shalat Dhuha

Judul : Tajir Duha & Sedekah
Penulis : Masykur al-Amien
Tebal : 228 halaman
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Terbitan : April 2014
ISBN : 978-602-255-531-5
Peresensi : Zaitur Rahem

DUNIA terus berkembang. Kehidupan masyarakat juga mengalami banyak perubahan. Termasuk dari sisi mode dan model kehidupan yang dijalani dari kesehariannya. Nuansa perkembangan dan perubahan ternyata berdampak negatif terhadap etika sosial. Titik jomplang antara yang kaya dan miskin terus menjadi grand topic yang sulit dihapus dengan waktu sangat cepat. Bahkan, dari hari ke hari jarak antara orang punya dan tidak punya semakin kuat. Antara langit dan bumi.

Dampak yang sangat parah, komunikasi baik antara satu dan lainnya menjadi buram. Orang yang memiliki modal besar bekuasa dan mempergunakan kuasanya untuk menekan kelompok tak bermodal (miskin). Ditambah lagi, ruang kompetisi dalam investasi semakin padat. Perubahan dan perkembangan pada puncaknya membuat ruwet dan panik orang-orang berekonomi lemah. Karena mereka semakin tersudutkan ke ruang tak bertuan.

Buku ini hadir untuk menetralisir pesimisme dalam menapaki masa depan. Perubahn dan perkembanga zaman milik semua orang. Tanpa ada jarak pemisah antara orang yang bermodal dan orang tak bermodal. Kuncinya, semua bisa berkompetisi menjadi yang terbaik.

Sukses adalah milik semua orang dan dalam situasi dan kondisi seperti apapun saja. Bagaimana usaha yang bisa dilakukan? Logika memang penting. Akan tetapi, mengandalkan logika dan otot, apalagi material tidak menjamin usaha lancar.

Bagi orang-orang yang meyakini ajaran Allah Swt. shalat dhuha adalah alternatif terakhir memperlacar setiap usaha. Shalat dhuha dalam literatur ilmu fikih merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan pada siang hari. Yaitu, tepatnya pada waktu mentari sudah terbit sepenggalah dari bumi. Dalam hitungan waktu tanah air sekitar jam 07.00 WIB. Pendapat ini memang sangat interpretatif. Ada sekian pendapat dari para ulama. Tergantung dari mana dan referensi yang mana yang kita pergunakan.

Shalat dhuha, seperti ulasan di dalam buku ini dilaksanakan dengan ketentuan tatacara shalat dhuha. Yaitu, mulai dari dua rakaat hingga delapan rakaat. Selain dinilai kegiatan ibadah terhadap Tuhan Yang Maha Esa, shalat ini sangat cocok sebagai jalan agar segala aktifitas yang dilaksanakan bisa berjalan tenang dan lancar.

Dunia usaha adalah dunia, yang menurut sejumlah pakar ekonomi penuh dengan tantangan. Dunia usaha tidak bisa dikerjakan dengan cara grusa-grusu. Namun, membutuhkan rencana matang dengan konsep kerja yang sempurna. Supaya, rencana matang dan sempurna tersebut mampu menghasilkan sesuatu sesuai dengan harapan. Baik dan menyenangkan.

Buku ini sangat inspiratif. Meski buku ini ditulis dengan rapi, namun di dalamnya memiliki banyak kekurangan. Diantaranya, buku ini terkesan ditulis sekedarnya saja. Referensi akurat terkait satu tema bahasan tidak detail. Tidak adanya indeks di halaman terakhir buku ini membuat isi buku juga menjadi bahan evaluasi dari terbitnya buku karya anak muda kelahiran pulau garam ini.

Akan tetapi, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, buku ini sangat enak untuk dijadikan teman di rumah. Ulasan buku dengan didukung perwajahan contens warna-warni menjadi suasana semakin riang. Apalagi, di halaman lain, penulis juga mengahdirkan kisah-kisah teladan para sahabat Nabi Muhammad yang sukses dalam dunia usahanya. Buku ini, pokoknya cocok untuk bahan bacaan. Selamat membaca! (*).

Zaitur Rahem, Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network