Shalat bagi Kesehatan Jantung

Judul : Ajaibnya Energi Shalat Sebagai Terapi Penyakit Jantung
Penulis : Imam Musbikin
Penerbit : Najah
Cetakan : I, Mei 2013
Tebal : 186 halaman
Peresensi : Zaitur Rahem

KESEHATAN adalah segalanya dalam kehidupan manusia. Sebab, ketika tubuh dalam kondisi sakit, akan berpengaruh terhadap ekosistem tubuh lainnya. Demikian sebaliknya, kesehatan akan membangkitkan semua sel dan inti sel yang sebelumnya mati dalam tubuh. Substansi kesehatan ini menjadi sesuatu yang wajib dijaga oleh manusia. Meski dalam prosesi kehidupan sehari-hari, tubuh manusia terkadang sering terserang penyakit tanpa disangka sebelumya.

Ada aneka ragam penyakit yang menyerang manusia. Mulai daripenyakit yang sifatnya ringan sampai berat. Dalam kacama agama, semua penyakit tersebut ditimpakan Tuhan dengan alasan tertentu. Dengan sakit, Tuhan hendak mengajari manusia untuk mensyukuri waktu sehat. Meski kenyataannya, manusia terkadang kurang legowo menerima penyakit yang Tuhan berikan.

Lain dulu lain sekarang. Seiring perkembangan sains dan teknologi, sejumlah penyakit juga tumbuh pesat. Penyakit menyerang siapa saja dan dimana saja. Salah satu penyakit yang sering menjangkiti manusia adalah serangan jantung. Penyakit jantung bisa menimpa siapa saja. Dalam pandangan medis, penyakit jantung disebabkan oleh berbagai faktor. Diantaranya, karena kondisi badan yang lelah, beban pikiran yang berat, panik dan karena adanya tekanan mental liannya. (hlm. 45)

Akan tetapi, dari sekian penyakit jantung yang paling ditakuti adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner ini dalam seketika bisa merenggut nyawa penderita. Obat dari penyakit ini tidak cukup hanya dengan meminum obat. Akan tetapi butuh alternatif lain yang bisa membuat detak jantung nyaman dan otak tenang. Apakah alternatif obat tersebut?

Buku ini hadir memberikan jawaban atas kebimbangan tersebut. Alternatif paling jitu adalah dengan melakukan shalat secara khusyuk. Karena gerakan shalat memiliki dimensi medis yang sempurna. Shalat substansinya mengajari manusia menemukan intik kekuatan alam yang sejati. Pelaksanaan shalat dengan gerakan sempurna dan terbaik dipandang oleh sejumlah pakar agama, pendidikan dan kesehatan berdampak positif terhadap otak dan kesehatan tubuh.

Shalat sendiri ada dua macam. Shalat yang hukumnya wajib dan sunnat. Shalat yang hukumnya wajib berupa shalat yang dikerjakan dalam lima waktu. Yaitu, dhuhur, ashar, maghrib, isyak dan subuh. Sementara shalat yang hukumnya sunnat bisa dikerjakan pad asejumlah waktu tertentu. Akan tetapi, shalat sunnat yang selama ini dianggap memiliki posi spesial adalah shalat tahajjud. Yaitu, shalat yang dikerjakan pada sepertiga malam.

Mengerjakan shalat malam dengan khusyuk bisa menjadi terapi bagi kesehatan bada. Bahkan, gerakan shalat dan segala hal yang berkaitan dengan shalat bisa menberikan dampak lebih besar ketimbang melakukan gerakan olah raga. Shalat, dalam ulasan buku setebal 186 ini bisa menjadi terapi penyembuhan penyakit jantung. Namun dengan catatan, gerakan shalat dan pembacaan doa tersebut harus dilakukan dengan tepat dan baik (hlm. 45). Artinya, mendirikan shalat bukan semata karena mengugurkan kewajiban saja. Akan tetapi, juga semata ingin memberikan ‘suguhan’ terbaik kepada Tuhan.

Dalam buku ini ditulis, manfaat shalat dengan mengelaborasi hasil penelitian yang dilakukan pakar kesehatan dari luar negeri dan dalam negeri sendiri. Para peneliti mencoba menelaah hasil kajian teori medis dengan manfaat semua gerakan dan hal yang melingkupi shalat. Dijelaskan, bahwa resiko penyakit jantung lebih banyak menyerang orang yang kurang beraktifitas dibanding orang yang banyak beraktifitas. Sehingga, gerakan dalam melakukan shalat menjadi jalan menghindari serangan penyakit jantung akibat kurang olah raga. Namun sekali lagi, shalat harus dikerjakan dengan baik dan benar.

Selain gerakan dan bacaan harus khyusuk, menangis saat membaca lafadz doa dalam shalat akan mengikis stress. Menangis karena husyuk (konsentrasi penuh) ketika shalat dianggap alternatif menghilangkan depresi, detak jantung tidak stabil dan rasa takut. Atas alasan ini, shalat kemudian dianggap sebagai jalan terakhir menemukan ketenangan hidup. Selain bermanfaat untuk kesehatan, shalat juga bisa mencegah tindakan keji dan mungkar. (hlm 98). Akhirnya selamat membaca! (*)

Zaitur Rahem, dosen pada Fakultas Tarbiyah INSTIKA Guluk-Guluk dan STITA Sumenep.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network