Sari Hikmah dan Teladan Wali Songo

Data Buku
Judul: Kumpulan Karamah dan Ajaran Wali Sanga Sari Hikmah dan Teladan Para Wali
Penulis: Masykur Arif
Penerbit: Saufah (DIVA Press), Yogyakarta
Cetakan: I, Juni2014
Tebal: 304 Halaman
ISBN: 978-602-255-566-7
Peresensi: Junaidi Khab

PERJALANAN dakwah agama Islam di Indonesia berlangsung khidmat dan tak banyak merusak tatanan kehidupan masyarakat lokal. Berbeda dengan di luar Indonesia yang lebih memilih jalan peperangan. Misalnya di Eropa. Itulah sebabnya Islam di Eropa menjadi agama yang minoritas dan ditakuti.

Dakwah agama Islam di Indonesia, melalui pendekatan emosional dan politisasi perilaku lokal yang tak Islami digubah menjadi Islami secara perlahan-lahan dengan menunggu kesadaran masyarakat sendiri. Sehingga Islam di Indonesia mudah diterima dan nilai-nilainya diaplikasikan dengan baik.

Begitulah cara yang dilakukan oleh para Wali Sanga dalam menyampaikan ajaran agama Islam yang membawa pesan rahmat bagi seluruh alam.

Ada banyak kisah pengislaman yang dilakukan oleh para Wali Sanga, baik yang melalui pendekatan budaya lokal, hingga melalui karamah-karamah yang ditampakkan kepada masyarakat Jawa di Indonesia. Ada banyak karamah dan ajaran Wali Sanga dalam proses islamisasi di jawa yang perlu kita ketahui.

Melalui buku yang berjudul Kumpulan Karamah dan Ajaran Wali Sanga Sari Hikmah dan Teladan Para Wali ini, Masykur Arif berusaha menyuguhkan biografi, beberapa karamah, dan ajaran-ajaran Wali Sanga. Di balik hidupnya yang suka berbaur dengan masyarakat, mereka dan ajarannya mudah diterima oleh masyarakat Jawa.

Begitu pula untuk lebih meyakinkan masyarakat, karamahnya menjadi bukti atas kebenaran Islam yang memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu Tuhan tidak bisa dilihat oleh mata dan dirasakan oleh panca indera lainnya.

Salah satu karamah yang dimiliki oleh Sunan Gresik yaitu mengubah beras menjadi pasri. Kisahnya, salah satu murirdnya gila dunia, dia menjadi kaya raya. Hingga pada suatu hari saat Sunan Gresik bermain ke kediamannya, ada seorang pengemis yang meminta di depan rumahnya. Namun sang murid bilang tidak memiliki apa-apa, padahal beras dan gabah sangat banyk hingga ditaruh di luar gudang.

Namun, tak lama setelah pengemis pergi, beras yang ada berubah menjadi pasir. Pada saat itulah ia tersadar bahwa apa yang telah diperbuatnya salah. Lalu Sunan Gresik berdoa, dan pasir itu kembali menjadi beras dan gabah lagi (hal. 37).

Itulah salah satu karamah yang dimiliki oleh Sunan Gresik. Hakikatnya kisah tersebut ingin menyadarkan kita agar tidak terlalu cinta dunia hingga kikir dan tak peduli dengan saudara kita yang miskin dan kelaparan.

Hidup kaya memang menjadi dambaan setiap orang, namun harus tetap memerhatikan norma-norma sosial yang berlaku, yaitu tetap berbuat baik dan jujur agar harta yang kita miliki bisa bermanfaat dan tidak membawa malapetaka dalam kehidupan sehari-hari.

Sunan Bonang dengan karamahnya juga mampu menyadarkan perampok andal dengan julukan Lokajaya yang tak lain Raden Syahid atau Sunan Kalijaga. Sunan Bonang melalui karamahnya, ia mampu mengubah buah aren menjadi emas di hadapan Lokajaya saat mau merampoknya di tengah hutan. Ketika ditanya alasan Lokajaya merampok, ia ingin menjadi kaya dan bahagia. Lalu saat Lokajaya melihat kenyataan bahwa Sunan Bonang sakti, mampu mengubah buah aren menjadi emas, Lokajaya takluk dan berguru pada Sunan Bonang hingga mendapat julukan Sunan Kalijaga karena ketaatannya untuk menjaga tongkat Sunan Bonang di pinggi kali (hal. 82).

Sama halnya dengan ajaran Sunan Gresik tentang mencintai harta atau dunia juga disampaikan oleh Sunan Bonang melalu karamahnya kepada Sunan Kaligaja. Dunia atau harta kekayaan tak akan menjadikan manusia hidup bahagia jika tidak mengindahkan aturan dan jalan yang dibenarkan menurut syariat Islam dan norm-norma sosial yang berlaku.

Kebahagiaan tidak akan diperoleh dengan banyaknya harta benda, namun melalu cara dan usaha yang benar dalam menjalani kehidupan ini. Menumpuk harta kekayaan bukan akan menjadikan manusia bahagia jika jalannya salah, tapi akan menjadikan manusia merasa tak puas hingga ingin terus menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya hingga melupakan mana yang baik dan yang buruk.

Ada banyak kisah yang disajikan dalam buku yang berupa karamah para Wali Sanga dalam menyebarkan ajaran agama Islam di nusantara. Bukan hanya Sunan Gresik dan Sunan Bonang saja yang memiliki karamah, tapi Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati juga memiliki karamah untuk menyadarkan masyarakat yang sesat dan merugikan orang lain.

Selain itu, di dalam karamah tersebut juga ada nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan yang perlu dijadikan sebagai inspirasi dan contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk terus berbuat baik dan saling tolong-menolong antar sesama umat manusia.

Buku ini berisi tentang biografi singkat kehidupan para Wali Sanga, mulai dari Sunan Gresik hingga Sunan Gunung Jati. Selain itu pula, disajikan tentang hikmah dari karamah-karamah, dan ajaran-ajarannya yang bersifat lokal serta penuh makna kehidupan yang universal.

Dari beberapa biografi, karamah, dan ajaran para Wali Sanga itu, kita akan menemukan makna kehidupan yang sejati yang semestinya kita jalani dan dijadikan pedoman untuk mencapai kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan.

Selain itu, buku ini secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa ajaran agama Islam yang dibawa oleh para Wali Sanga mudah diterima oleh masyarakat karena kedekatan dan ayoman para Wali dengan mereka yang tertindas dan lemah (*)

Junaidi Khab, Pecinta Baca Buku, Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network