Dikenal Kawasan Legendaris, Sidosermo Disiapkan Jadi Kampung Santri

Surabaya – Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tengah menyiapkan kawasan pondok pesantren di Jagir Sidosermo atau lebih dikenal Ndresmo sebagai Kampung Santri.
“Pengembangan Kampung Santri tahun ini masih fokus pada pembenahan infrastruktur dasar, termasuk fasilitas umumnya,” kata Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi, di Surabaya, Selasa, 22 Oktober 2019.
“Mulai dari pavingisasi, rehab bangunan-bangunan pondok, juga pemugaran makam Assayyid Ali Ashgar Basyaidan. Semuanya alhamdulillah sudah selesai kita lakukan,” sambungnya.
Ndresmo adalah sebuah kawasan bersejarah dan legendaries. Bila penataan rampung akan menjadi jujukan wisata religi.
Tahun depan, kata Eri, pihaknya akan mengkonsolidasikan beberapa stake holder untuk menggarap Ndresmo lebih serius. Sebab, potensi pengembangan Ndresmo sejatinya cukup banyak. Acara pengajian seperti shalawatan, istighostah, hingga zikir bersama cukup banyak. Hampir setiap bulan selalu ada kegiatan.
“Jika penataan kegiatannya optimal, semakin banyak masyarakat yang mengikuti pengajian di sini yang akan bisa menggerakkan ekonomi warganya, termasuk juga para santri,” ujarnya.
Selain itu, kata Eri, Kampung Santri juga akan berfokus pada potensi pengembangan pondok-pondok pesantren. Para santri bisa didorong untuk berdaya secara ekonomi dengan upgrade skill entrepreneurship, leadership, dan management.
Tujuannya, para santri-santri lulusan Ndresmo tidak hanya ahli dalam bidang agama, melainkan juga bisa menciptakan lapangan kerja.
“Apalagi mereka tinggal di Surabaya yang pertumbuhan investasi dan ekonominya juga sangat bagus. Santri bisa ikut mengambil peran di bidang ekonomi,” tandasnya.
Pondok-pondok pesantren di Ndresmo, kata Eri, juga bisa dikerjasamakan dengan pondok-pondok pesantren luar Surabaya. Terutama pondok pesantren yang punya inovasi dalam pengembangan ekonomi santri.
“Beberapa pondok yang saya temui memberdayakan santri di bidang perkebunan cokelat, kopi, bahkan sudah memiliki jaringan penjualan kopi hingga ke daerah-daerah. Ini bisa kita kolaborasikan nantinya,” imbuhnya.
Salah seorang Kiai Ndresmo, KH Mas Ahmad Nasrohuddin mengatakan bahwa Ndresmo memang sudah layak jadi Kampung Santri. Di samping banyaknya santri dan pondok pesantren, keunikan Ndresmo yang berada di tengah kota juga bisa menjadikannya daya tarik.
“Kami sudah mendengar adanya wacana Kampung Santri dari Pemkot. Saya kira ini jadi hal yang positif,” kata Kiai Nasrohuddin.
Ia berjanji akan membahas lebih jauh rencana ini bersama Pemkot.
“Alhamdulillah, beberapa pembenahan sudah dilakukan pemkot di Ndresmo. Ini jadi langkah yang baik sebelum membahas lebih jauh lagi soal pembangunan Kampung Santri,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo, KH Agoes Ali Mashuri alias Gus Ali.
“Ide Kampung Santri ini menarik. Apalagi Ndresmo merupakan kawasan yang sangat legendaris. Saya setuju. Saya dukung!,” kata Gus Ali beberapa waktu lalu saat mengisi pengajian di Ndresmo. (rus/onk)