Ramadlan 2013
Masjid Agung Sumenep Dipadati Mutakif
Pintu gerbang Masjid Agung Sumenep, tampak dari arah depan (Dok/Santrinews.com)
Sumenep – Masjid Agung Kabupaten Sumenep tercatat salah satu diantara 10 masjid tertua di Indonesia. Pada hari pertama bulan suci Ramadlan 1434 hijriyah, Rabu, 10 Juli 2013, dipadati jamaah yang menjalankan iktikaf (mu’takif).
Tidak seperti hari-hari biasa. Pantauan SantriNews, jamaah yang melaksanakan shalat dzuhur berjamaah tidak langsung keluar dari masjid. Ada yang menyisihkan waktu untuk membaca Al-Quran, berdzikir dan istirahat untuk sekadar melepas lelah dengan niat iktikaf.
Fathorrahman, salah seorang pegawai negeri sipil di lingkungan sekretariat DPRD Sumenep, mengaku sengaja meluangkan waktu untuk shalat dzuhur di masjid dan membaca Al-Quran sebelum keluar sebagai tambahan amal di bulan Ramadhan.
“Kantor kita kan dekat, dan di sini lebih nyaman bila dibandingkan dengan mushala di kantor. Makanya kita milih shalat disini,” ujarnya kepada Santrinews.com.
Pengakuan yang sama disampaikan Abdulah Thalib, salah seorang jamaah yang lain. Menurutnya, iktikaf di masjid pada bulan puasa sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berpahala besar.
“Saya memang tiap tahun shalat dzuhur di sini kemudian iktikaf, karena masjid tertua dan sejuk lagi,” ujarnya seraya melihat bangunan masjid yang cukup megah itu.
Dia mengatakan, bila dibandingkan masjid lainnya, jumlah jamaah di Masjid Agung ini lebih banyak. Bahkan tiap harinya tercatat ratusan jamaah.
Selain itu, suasananya masih alami, sehingga menarik minatnya untuk betah berlama-lama. “Semoga saya ada waktu untuk menyelesaikan iktikaf selama sebulan di sini, dengan harapan dapat maghfirah (ampunan),” harapnya.
Menurut catatan sejarah, pembangunan Masjid Jamik Sumenep ini dimulai pada tahun 1779 M. dan selesai 1787 M. oleh Panembahan Somala. Bangunan tersebut merupakan salah satu bangunan pendukung Karaton, yakni sebagai tempat ibadah bagi keluarga karaton dan masyarakat. (kamil/hay)