Ngaji Bareng Kitab Hidayatur Rahman di Masjid KH Sholeh Darat

Masjid As Sholeh Darat, masjid peninggalan KH Sholeh Darat di Jalan Kakap No 212 Kota Semarang (santrinews.com/ist)
Semarang – Komunitas pecinta mbah Sholeh Darat (kopisoda) menggelar ngaji perdana kitab Hidayatur Rahman karya KH Muhammad Sholeh bin Umar al-Shamarani. Kitab Hidayatur Rahman ini merupakan tafsir surat al-Fatihah dan al-Baqarah.
Bertempat di masjid Sholeh Darat acara ini menjadi acara bulanan yang digelar tiap Ahad minggu ketiga.
Selain mengaji, hadir Ketua PCNU Kota Semarang H Ashom, Koordinator Kopisoda H. In’amuzzahidin, tokoh Aisyiyah Hj. Sri Suhanjati Sukri.
Kitab Hidayaturrahman yang merupakan ringkasan dari Faidurrahhman karangan KH Sholeh Darat. Kitab Faidurrahman ini konon pernah dihadiahkan kepada RA Kartini sebagai kado pernikahan. Agus Taufik, dzurriyah KH Sholeh Darat mengapresiasi pembentukan Kopisoda untuk nguri-nguri dan mengkaji kitab-kitab KH Sholeh Darat. Ia yakin, masih banyak keilmuan KH Sholeh Darat yang masih terpendam bersamaan dengan kitab-kitabnya yang belum ditemukan.
“Ikhtiar kami bagian dari keluarga dan jama’ah ingin melestarikan perjuangan mbah Sholeh Darat.,” Agus Taufiq, Ahad, 20 Maret 2016.
Kegiatan maulid Nabi, peringatan haul mbah Sholeh Darat juga telah digelar empat kali di masjid ini. Taufiq menambahkan kegiatan seperti ini perlu kita kembangkan dan penting bisa istiqomah. Acara dimulai dengan pembacaan tahlil dipimpin K. Mukri selaku sesepuh takmir masjid.
“Tidak ada sekat diantara kita, mbah Sholeh Darat milik kita semua,” tambah Taufiq.
H In’amuzzahidin membaca kitab dilanjutkan dengan pemaparan pengalaman Hj Sri Suhanjati Sukri yang menggeluti penelitian mengenai mbah Sholeh Darat. Beliau terinsiprasi dari penelitian Abdullah Salim.
Hal menarik menurut Hj Sri terkait keterangan yang ada dalam kitab majmua’at yang berbasis kitab fikih. Beliau juga berharap ke depan tidak hanya terbatas kepada kopisoda belaka namun, harus ada Mbah Sholeh Darat Center untuk menampung dan mengambangkan pemikiran dan hasil karya Mbah Sholeh Darat.
Anashom yang menulis tesis tentang gerakan dakwah di Semarang memasukkan mbah Sholeh Darat sebagai salah satu tokoh yang berperan penting dalam penyeberan Islam di Nusantara. KH Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyyah), KH Mahfudz Termas, KH R Dahlan Termas (pencipta kalender abadi), KH Munawir Krapyak Yogyakarta, KH Amir Pekalongan, KH Idris (Jamsaren, Solo), KH Abdullah (Bandungrejo; Mranggen), KH Abdullah Sajad (Sendangguwo), KH Abdul Hamid (Kendal), KH Dimyati (Termas), KH Abdus Shomad, KH Penghulu Tafsir Anom (penulis Tafsir Jawan), KH Yasir (Bareng, Kudus), M Salim (Banyuwangi), KH Abdurrahman (Mranggen) merupakan murid yang terlacak.
Jaringan ulama Mbah Sholeh Darat perlu kita lacak hingga ke Singapura dan Bombay (India) karena kitab-kitab beliau dicetak di sana. Tercatat 13 kitab yang telah ditemukan kopisoda. Baru pertemuan ini oleh Agus Taufiq diperlihatkan tambahan kitab Aqiqatul Tajwid dan Fil Biladil Mukarromah al-Musyarrofah. Tak menutup kemungkinan ke depan kita bisa mengeksplorasi lebih jauh karya mbah Soleh Darat.
Tampak hadir H Imam Taufiq (MUI Jateng), M Rikza Chamami (MUI Kota Semarang) dan tokoh lain. Kopisoda akan touring ke berbagai masjid dan lintas organisasi untuk mengembangkan kecintaan kepada Mbah Sholeh Darat. Pertemuan mendatang 17 April bertempat di masjid Kauman Agung Semarang. (shir/onk)