Pasarkan Produk Pangan, Bulog Jatim Gandeng LDII

Beras sachet 200 gram produksi Bulog Sub Divisi Regional Kediri (santrinews.com/duta)
Surabaya – Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Timur menggandeng Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jatim untuk memasarkan produk pangan.
Kepala Bulog Divre Jatim Muhammad Hasyim mengatakan bentuk keseriusan itu dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman pasaran produk bulog kepada pesantren di bawah naungan LDII Jatim.
“Untuk jumlahnya masih belum tahu, tapi yang jelas, pondok pesantren itu nantinya akan berfungsi juga sebagai tempat pemasaran produk bulog. Seperti rumah pangan kita (RPK) yang selama ini sudah berjalan di masyarakat,” kata Hasyim usai melakukan penandatanganan kerja sama di kantor DPW LDII Jatim, Kamis, 29 Agustus 2019.
Ia mengatakan, dengan adanya kemudahan penyaluran itu, masyarakat yang ada di sekitar pondok juga bisa merasakan beras dengan harga yang cukup terjangkau.
“Begitu juga dengan penghuni pondok, juga bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan baik,” ujarnya.
Disinggung kenapa memilih LDII, ia mengatakan jika jauh-jauh hari sebelum penandatanganan ini sudah melakukan komunikasi dengan pengurus LDII Jatim.
“Sudah ada komunikasi sebelumnya. Namun, tidak menutup kemungkinan kami juga akan menjalin kerja sama dengan organisasi lainnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk jenis beras kategori medium yang dijual dipatok seharga Rp8.100 setiap kilogramnya dan untuk beras premium dipatok Rp10.500 setiap kilogramnya.
“Kami memiliki 16 lokasi gudang di seluruh Jatim, sehingga akses pengiriman ke pondok pesantren LDII bisa menjadi lebih mudah,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jatim Amin Adi menjelaskan, LDII memiliki sejumlah pondok pesantren skala besar atau kecil.
“Seperti di Surabaya, kami memiliki lima sampai tujuh pondok pesantren dengan kategori besar. Mereka nantinya yang menjadi embrio mencoba konsumsi beras milik Bulog,” katanya.
Kalau pondok pesantren tersebut sudah berjalan, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan dengan pondok pesantren lainnya yang lebih kecil.
“Di Kediri, Perak Jombang serta Kertosono juga ada pondok LDII yang besar. Mereka nantinya akan menjadi percontohan, kalah bagus akan terus dikembangkan lagi,” ujarnya. (rus/ant)