Wabup Achmad Fauzi: Banser Penjaga Setia NKRI

Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyalami peserta Diklatsar Banser di halaman Lembaga Pendidikan Aswaja Legung Timur, Jumat, 11 Oktober 2019 (santrinews.com/istimewa)
Sumenep – Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi berharap agar anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) lebih adaptif terhadap perubahan zaman, sesuai dengan salah satu kaidah yang populer di NU, yakni menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik.
“Upaya-upaya itu adalah mengembangkan sejumlah khazanah-khazanah keislaman yang toleran dan terbuka terhadap perbedaan, serta kontekstualisasi dengan zaman kekinian,” kata Fauzi.
Hal itu disampaikan Achmad Fauzi saat membuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser Batang-Batang, Sumenep, di Lembaga Pendidikan Aswaja Legung Timur, Jumat, 11 Oktober 2019.
Kader Banser, lanjut Fauzi, harus menjadi kader militan yang paham dengan peran dan tanggungjawabnya, serta berbekal diri dengan wawasan, ilmu pengetahuan dan kompetensi lainnya.
“Kita sebagai generasi penerus hanya mempunyai tugas dan kewajiban untuk melanjutkan perjuangan mengisi pembangunan, menjaga NKRI dan merawat NU demi Indonesia jaya,” tegasnya.
Banser adalah salah satu sayap paramiliter Nahdlatul Ulama (NU). NU dan Banser, menurut Fauzi, harus berada di garda terdepan sebagai penjaga NKRI dengan meningkatkan dan membumikan rasa nasionalisme serta kebanggaan terhadap bangsa dan negara.
Hal itu sebagaimana dicetuskan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari bahwa mencintai Tanah Air adalah sebagian dari iman, sehingga NU bersama Banser harus terus mengawal keutuhan NKRI.
Karena itu, kader Banser tidak boleh membiarkan ancaman dalam bentuk apapun terhadap Pancasila, NKRI dan Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).
Fauzi mengapresiasi peran Banser di Sumenep khususnya di Kecamatan Batang-batang semakin istiqamah menjaga ajaran Islam Aswaja, mempertahankan NKRI dan menjaga para ulama.
Para pendiri NU dan pendiri negeri ini adalah orang yang memiliki pandangan yang sama, bahwa keindonesiaan tidaklah bertentangan dengan keislaman.
“Mereka tegas menetapkan untuk mendirikan NKRI adalah salah satu kewajiban dalam membela dan menegakkan syariat (Islam),” tegasnya.
Dalam apel pembukaan Diklatsar hadir sejumlah tokoh masyarakat, Forpimka Kecamatan Batang Batang, jajaran pengurus Cabang GP Ansor Sumenep, serta undangan lainnya. Diklatsar yang diikuti 60 peserta itu akan berlangsung selama tiga hari. (rus/onk)