LIga Santri Nusantara
Revolusi Sepakbola Dimulai dari Pesantren
DARI Pesantren untuk Timnas Indonesia yang lebih baik. Ya kalimat itu mungkin terlalu mengada-ada tapi ini menjadi mungkin ketika kita benar-benar meyakinininya seperti halnya sebuah doa ketika yakin dengan doa yang kita panjatkan maka Allah akan mengabulkan doa kita.
Geliat Liga Santri di Jateng sudah mulai menggeliat. Ratusan pesantren ikut ambil bagian dalam ajang Liga Santri Nusantara 2016. Selama dua bulan bergelut mengurusi liga santri ini, ada harapan besar di pundak para Santri ini mendatang akan mengambil bagian kostum Timnas Garuda Muda. Begitu bangganya kita melihat mereka bisa berlaga di ajang sepakbola nasional dan internasional.
Mimpi itu semakin di depan mata, ketika melihat semangat para santri berlatih sepakbola, meski tanpa sepatu dan kaos kaki mereka memiliki impian untuk menjadi pemain profesional seperti Bambang Pamungkas misalnya. Kegembiraan santri menendang bola terpancar sebuah harapan dari kaki merekalah nantie kejayaan sepakbola Indonesia itu berkibar.
Sepekan setelah lebaran kemarin ketika para santri kembali pesantren langsung merumput. Hee bukan ngarit cari rumput, tapi ini bener-bener merumput, main sepakbola tanpa sepatu tanpa kostum. Ya begitu memang alamiyah tak takut ada paku atau pecahan kaca di lapangan, langsung tancap gas menendang bola.
Tanpa sepatu itu ternyata tak lama kok akhirnya ada saja keajaiban yang datang. Mereka akhirnya bisa bersepatu, kaos kaki dan kaos tim. Itulah keadilan Tuhan yang sesungguhnya ada kemurahan bagi mereka yang bersabar cie cie kayak pak yai aja ceramah :)
Misalnya saja API Tegalrejo FC, awalnya nyeker (tanpa sepatu) ee akhirnya mereka jadi cakep pakai kostum sepakbola lengkap. Tim ini tak tanggung-tanggung diampu pelatih senior berlabel bayak prestasi nasional dan international, ya pelatih itu adalah Edi Prayitno. Atau biasa disapa Coach EP, mantan pelatih PPLP Salatiga Diklat Salatiga, menjuarai liga antar PPLP se Indonosia dua kali berturut-turut. Dia juga membawa Timnas Pelajar Kemenpora meraih juara 2 ditingkat Asia.
Ini sebuah kegilaan pada bola bukan lagi sebuah rutinitas agenda Liga Santri yang sudah bergulir 2015 dan 2016. Manajer timnya siapa dulu beliau Em Yusuf Chudlory, Kiai muda yang gila bola, CEO PPSM Magelang. Klub profesional yang merumput di Divisi Utama, beliau juga yang berani memegang tim PPSM ketika tidak lagi dibiyayai APBD (revolusi sepakbola). Okey, dari 80 santri API itu diperas lagi menjadi 20 pemain yang memiliki talenta bola di atas rata-rata menurut pilihan Coach EP.
Jika memang di Magelang kiainya asli gila bola, apakah di pesantren lain juga demikian? Ee jangan salah sangka dulu, mereka semangat kok…misalkan saja di Pesantren Khozainatul Ulum, pengelola timnya Gus Zaki Muharror juga memiliki semangat luar biasa. Ketika Panpel Liga Santri sowan kesana, dia menceritakan kegembiraannya menyambut liga ini.
Hampir semua peserta LSN ini menyambut positif liga, semua larut dalam kegembiraan bersepakbola. Apa saja cerita lucu menarik lainnya, ikuti catatan saya selanjutnya. Bersambug Salam olahraga. Oha iya kick off JATENG tgl 27 Agustus, kick off nasional 17 Agustus. (*)
Sholahuddin Al-Ahmadi, Ketua Panpel Liga Santri Reg 2 Jateng.
*Sampai artikel ini diturunkan terdapat 27 club yang bersedia untuk mengikuti LSN zona Jateng region 2.