Kongres XV GP Ansor

Baru Dibuka, Muncul 2 Nama Calon Kuat Ketua Umum Ansor

Sleman – Kongres XV Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) telah dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis, 26 November 2015, di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta.

Terdapat dua calon kuat yang akan memperebutkan posisi ketua umum GP Ansor untuk lima tahun ke depan, yakni Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Maarif Denanyar Jombang KH Abdussalam Sohib (Gus Salam) dan anggota FKB DPR RI asal Rembang Jawa Tengah KH Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaquf).

Imam Rifai, Ketua Cabang Ansor Pati Jawa Tengah, mengatakan, Gus Yaquf memiliki kapasitas, pengalaman, dan komitmen. “Dan itu saya liat sendiri, dan saya buktikan sendiri selama menjadi pengurus cabang,” kata Imam.

Imam menambahkan, untuk menjadi pimpinan GP Ansor harus memiliki visi yang jelas dan merupakan hasil dari pengkaderan, bukan karena didukung oleh elite atau orang kuat. Imam mengatakan, Gus Yaquf sudah lama menjadi kader GP Ansor di Jawa Tengah. “Jawa Tengah sudah komitmen,” kata Imam.

Adapun Sekretaris PC Ansor Lamongan Jawa Timur, Sohibul Habib, mengatakan, Jawa Timur mendukung Gus Tutut sebagai calon ketua umum menggantikan Nusron Wahid.

Zahar Sitorus, Kepala Satuan Koordinator Cabang Serdang Bagadai, Sumatera Utara, menanggapi dua calon tersebut. Ia menyatakan akan mendukung secara objektif dan akan menolak agenda politisasi. “Pada intinya, Sumatera Utara mendukung calon yang berinteraksi dengan integritas dan visi yang jelas,” ucap Zahar.

Khairial, Sekretaris Pimpinan Cabang Batu Bara, Sumatera Utara, menyatakan sejauh ini belum melihat visi-misi dan rekam jejak dari kedua calon tersebut. Khairial mengatakan akan melihat program kerja keduanya sehingga tidak memilih kucing dalam karung.

Dia mengatakan, GP Ansor Sumatera Utara belum memberikan dukungan kepada salah satu calon. Mengenai dua calon terkuat yang diusung, Khairial mengatakan akan melihat siapa yang lebih mampu dan minim kepentingan politik. “Kita akan melihat program yang dijanjikan akan seperti apa,” tambah Khairial.

Dalam Kongres GP Ansor kali ini, beredar kabar akan menggunakan sistem ahlul halli wal aqdi (Ahwa) atau sistem formatur. Imam Rifai membenarkan kemungkinan digunakannya sistem Ahwa dalam pemilihan pimpinan GP Ansor.

Zahar Sitorus menyayangkan apabila pemilihan menggunakan sistem Ahwa karena Ansor merupakan gerakan kepemudaan sehingga perlu diwakili pemuda, bukan kiai dan ulama. Selain itu, Zahar menghawatirkan adanya kepentingan politik dalam pemilihan. “Ada indikasi seperti itu,” kata Zahar. (shir/tmpo)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network