Jambore Pesantren Expo di Bandung Puncak Hari Santri Nasional

Para santri saat menyaksikan kirab santri menyambut Hari Santri Nasional 2016 lalu (santrinews.com/antara)
Jakarta – Rangkaian acara Hari Santri Nasional 2017 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah berlangsung sejak Agustus lalu.
Puncaknya akan diselenggarakan Jambore Pesantren Expo 2017 di Bandung pada 23-29 Oktober 2017. Pembukaannya ditempatkan di Halaman Masjid Raya Bandung.
Ketua Panitia Hari Santri Nasional 2017, Ahmad Athoillah mengatakan, ribuan peserta akan hadir dari dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti Jambore Pesantren Expo 2017. Peserta jambore mungkin bisa sampai 7.000 orang dari kalangan santri dan masyarakat umum. Komunitas-komunitas lokal juga akan ikut memeriahkan acara puncak peringatan Hari Santri Nasional tersebut.
“Keikutsertaan komunitas-komunitas dan masyarakat umum untuk menujukan hari santri milik bersama,” kata Ahmad saat Kopdar Jurnalis dan Aktivis Sosmed untuk Hari Santri Nasional di Jakarta, Selasa, 26 September 2017, malam.
Dia menerangkan, ada banyak pesantren yang akan tampil di Jambore Pesantren Expo 2017. Di antaranya, pesantren Teknik Informatika (IT), pesantren entrepreneur dan pesantren rehabilitasi. Bahkan ada pesantren yang menampung orang gila atau stres, nanti akan tampil juga di Jambore Pesantren Expo 2017.
Ada banyak lagi pesantren yang akan ditampilkan pada puncak peringatan hari santri tersebut. Juga akan ada pagelaran seni budaya dan workshop di Jambore Pesantren Expo 2017. Tujuannya untuk menunjukan kepada publik bahwa santri tidak hanya sekedar duduk di pesantren belajar agama saja. Santri juga bisa belajar hal-hal lain seperti IT dan entrepreneur.
“Ada juga beberapa santri yang menggunakan media sosial untuk berbisnis dan berdakwah. Menujukan kepada masyarakat umum bahwa pesantren tidak hanya sekedar belajar pendidikan,” ujarnya.
Mengenai tema Hari Santri Nasional, Ahmad menerangkan, saat santri saat tinggal di pondok pesantren hidup secara mandiri. Kemandirian yang didapatnya di pondok pesantren bisa menjadi modal awal untuk santri tersebut terjun ke masyarakat. Jadi, santri mandiri nanti akan siap menghadapi tantangan zaman saat terjun ke masyarakat.
“Santri mandiri, mandiri itu dalam segi spiritual dan ketahanan dia menghadapi masalah selama waktu mondok di pesantren,” ujarnya.
Kaitannya dengan NKRI hebat, kata Ahmad, dengan kemandirian yang dimiliki santri tersebut bisa mendorong dan memajukan perekonomian. Kalau santri bisa berbisnis dan memajukan perekonomian tentu bisa membuat NKRI lebih hebat. (us/rol)