Pesantren Krapyak Jadi Tuan Rumah, Ini Rangkaian Muktamar Pemikiran Santri

Yogyakarta – Menjelang malam puncak Hari Santri 2018 yang akan diadakan di Lapangan Gasibu Kota Bandung pada 21 Oktober mendatang, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara untuk kali pertama.
Pesantren Krapyak Yogyakarta dinobatkan menjadi tuan rumah dari pagelaran rangkaian Hari Santri tahun ini yang bertema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Muktamar ini erlangsung pada 10-12 Oktober.
Sedangkan rangkaian acaranya meliputi “Malam Kebudayaan Pesantren” yang akan berlangsung di Panggung Krapyak pada Rabu malam, 10 Oktober 2018.
Acara ini berisi orasi kebudayaan Menteri Agama, pembacaan puisi oleh para budayawan santri seperti Gus Hilmy, Romahurmuzy, Abidah El Khaliqie, Sosiawan Leak, Helvy Tiana Rosa, Candra Malik, Inayah Wahid, dan Habiburrahman El-Shirazy.
Penyanyi musik religi Veve Zulfikar, Komika Dzawin dan rapper santri Ikhsan & Danang akan unjuk gigi menampilkan aksinya di acara Malam Kebudayaan Pesantren itu.
Sehari berselang pada Kamis (11/10) dilanjutkan dengan acara presentasi Paper Pemikiran Santri Nusantara yang bertema “Islam, Kearifan Lokal, dan Tantangan Kontemporer”.
Ada sekitar 170 presentator paper yang beridentitas santri. Mereka terdiri dari perwakilan pengurus santri, mahasiswa, akademisi, peneliti, dan lain-lain.
Sebelumnya ada lebih dari 1000 abstrak paper yang masuk ke meja panitia, namun yang terseleksi hanya sekitar 170 paper saja.
Selanjutnya kegiatan “Festival Serban & Pegon Kiai” dihelat di Lapangan Ali Maksum Krapyak yang berlangsung pada Rabu-Jumat, 10-12 Oktober 2018.
Festival ini hendak menampilkan kepada masyarakat tentang beraneka macam benda bersejarah yang biasa dipakai oleh kiai-kiai pesantren, dan juga memamerkan kitab-kitab karya kiai pesantren yang berbahasa pegon.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi, menjelaskan, rangkaian Muktamar ini sebagai upaya melestarikan khazanah pesantren yang telah tumbuh selama berabad-abad, baik dari bidang keilmuan maupun kebudayaannya.
“Pemikiran santri yang tafaqquh fiddin menjadi modal kuat untuk menyebarkan kepada umat tentang pentingnya keseimbangan, baik itu soal berpikir dan bertindak demi kepentingan beragama maupun demi kepentingan berbangsa,” jelas Zayadi di sela memantau lokasi acara, Selasa malam, 9 Oktober 2018.
Dia mengajak berbagai kalangan untuk menyempatkan waktu hadir serta mengunjungi rangkaian acara yang bekerjasama dengan PWNU Yogyakarta, Kanwil Kemenag Yogyakarta serta Pesantren Krapyak.
“Mari ramaikan acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Hari Santri bukan hanya milik orang-orang pesantren yang dalam sejarahnya berjasa ikut andil dalam merebut dan menjaga kemerdekaan, namun Hari Santri juga milik segenap masyarakat Indoensia,” ajaknya. (zidni/onk)