Dhani Kaitkan NU-PDIP dan Nasakom, Nusron Wahid: Menyesatkan

Jakarta – Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor masa khidmat 2011-2016, Nusron Wahid, menjelaskan, dalam ilmu sejarah itu ada prinsip zeit geist (jiwa zaman) atau konteks zaman yang menjiwai.

Begitu juga konteks Nasakom (nasionalis, agama, komunis) yang digagas Bung Karno pada masa Orde Lama tak bisa dikaitkan dengan zaman sekarang. Sebab, konteks saat itu dengan zaman sekarang sudah berbeda.

“Konteks dan zamannya beda,” kata Nusron, di Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019.

Hal itu disampaikan Nusron menanggapi pernyataan musisi Ahmad Dhani yang mengaitkan NU dengan nasakom.

Menurut Nusron, mengaitkan PNI, NU dan komunis sangat tidak mengerti semangat zaman yang ada. “Orang tidak mengerti sejarah bicara sejarah ya begini,” ujarnya.

Nusron pun menilai pernyataan Dhani itu menyesatkan. “Orang tidak ngerti agama, ngomong agama. Ini sesat dan menyesatkan,” tegasnya.

Paham komunis dan PKI, kata Nusron, saat ini sudah dilarang oleh pemerintah. Dia pun mempertanyakan komunis yang dimaksud oleh sang musisi yang saat ini tengah mendekam di penjara itu.

“Terus yang dimaksudkan dengan komunis itu siapa? PDIP? Jangan simplifikasi. PDIP, PKB, PPP, Gerindra koalisi di berbagai pilkada, termasuk di Pilgub Jateng dan Jatim, kenapa tidak dikaitkan dengan Nasakom? Berarti Gerindra mendukung Nasakom di Jatim dong?” kata Nusron.

Nusron menuturkan, saat ini zaman dan generasi sudah berubah. Masyarakat tak lagi melihat pilar aliran untuk berpolitik, melainkan kemaslahatan umat. Saat ini, banyak anak-anak tokoh partai atau ormas orde lama tergabung dalam partai-partai lain. Dari partai Islam ke partai nasionalis, begitupun sebaliknya.

Banyak anak-anak tokoh tentara dan Masyumi yang ikut PDIP, PKB dan PPP. Sebaliknya banyak juga anak muda NU dan anak tokoh PNI yang ikut Gerindra.

“Kalau koalisi pendukung Jokowi dikaitkan dengan nasakom, berarti bisa dong koalisi pendukung Prabowo juga dikaitkan dengan koalisi ‘PSI-Masyumi’ yang dulu bahu membahu melawan Sukarno dan berujung pemberontakan PRRI/Permesta. Padahal banyak juga anak-anak tokoh Masyumi, bahkan Yusril Ihza selaku Ketum PBB, pelanjut perjuangan Masyumi mendukung Jokowi,” ujarnya.

Nusron mengungkapkan, ayah Prabowo, Soemitro adalah tokoh Partai Sosialis Indonesia (PSI). “Terus PAN dan PKS Masyumi gitu? Sudah tidak bisa dikaitkan. Sudah berubah dan bubar,” tegasnya.

Kontestasi Pilpres ini, lanjut Nusron, sudah lebih mengarah pada figur, program dan pemberian harapan masyarakat. “Jangan ditarik mundur sejalan dengan laju sejarah,” sambungnya.

Sebelumnya viral video Ahmad Dhani yang menyebut nasakom yang menurutnya didukung PKI dan NU. Dhani juga menyinggung tentang organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan pemerintah.

“Dulu pendukung nasakom, banyak anak-anak NU, meskipun yang sudah di PBNU, teman-teman saya nggak paham itu bahwa dulu yang dukung nasakom bersama PKI dalam komunisnya PKI itu NU. Nah sekarang ini mereka sudah bergabung PDIP, NU dengan komunisnya nih. Jadi HTI itu tidak ada apa-apanya dengan nasakom. HTI tidak merubah ideologi Pancasila,” kata Dhani. (us/onk)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network