Kongres XV GP Ansor

Nusron Wahid: NU dan Ansor Harus Cegah Terorisme dan Radikalisme

Nusron ingatkan kader NU dan Ansor bahaya teror dan gerakan radikal. (santrinews.com/ja)

Sleman – Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid menegaskan bahwa warga NU terutama kader Ansor harus bisa mencegah munculnya radikalisme dan terorisme. Sebab, keduanya sangat merugikan umat Islam. Gerakan semacam itu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil.
Menurutnya, aksi yang terjadi di Timur Tengah dan Eropa oleh kelompok ISIS tidak boleh terjadi di Indonesia.

“Hal itu justru merugikan Islam. Harus kita cegah,” kata Nusron Wahid dalam pidato sambutan pembukaan Kongres XV GP Ansor di Ponpes Sunan Pandanaran, di Dusun Candi, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Kamis, 26 November 2015.

Dia mengatakan, sampai saat ini masih ada beberapa problem yang dialami bangsa Indonesia seperti kemiskinan, tindak pidana korupsi yang harus segera diatasi. Namun ketika masalah kekerasan agama, korupsi dan kemiskinan masih ada, berarti masih ada pekerjaan yang harus dilakukan oleh GP Ansor.

“Karena itu, selama kemiskinan masih ada di Indonesia berarti Ansor bersama Banser dan Nahdlatul Ulama harus lebih memperkuat perekonomian di desa-desa. Sebab mayoritas Ansor itu ada di desa-desa,” kata Kepala BNP2TKI ini.

Nusron menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan dalam mengentaskan kemiskinan adalah dengan cara membuat unit usaha di semua cabang atau wilayah. Unit usaha ini wajib dilakukan semua pengurus di wilayah agar mampu menggerakkan roda perekonomian.

“Saat ini ada 687 unit usaha yang dilakukan GP Ansor dengan total Rp 3,6 T. Ini harus menjadi roda untuk menggerakkan perekonomian,” katanya.

Pada kesempatan ini juga dilakukan launching program pemberdayaan agen-agen sektor keuangan berbasis pesantren, penyerahan wakaf 10 ribu mushaf Alquran dan bantuan renovasi masjid untuk daerah berdekatan dengan lokasi kebakaran hutan. (nabil/mbd)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network