Kunjungi Pesantren di Madura, Emil Dardak Disuguhi Durian dan Sibuk Diajak Wefie
Pamekasana – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Lestianto Dardak memulai lawatan muhibahnya ke Madura dengan bersilaturahmi dengan kalangan pesantren.
Dimulai dengan mengunjungi pesantren dan lembaga pendidikan di Pamengkasan. Emil yang dalam kunjungan kali ini didampingi tokoh sepuh NU, KH Asep Saefuddin Chalim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto disambut begitu antusias.
Diawali di Pondok Pesantren Sabilul Ihsan di Jalan Raya Jalmak, Teja Timur, Emil disambut hangat pengasuh pondok KH Hamid Manan.
Setelah beberapa saat berbincang diselasar pondok Emil lalu diajak safari ke sejumlah lokasi. Di Jalan Segara, Jung Cangcang, Emil ditunggu ratusan remaja putri dan ibu.
Begitu pria yang masih menjabat Bupati Trenggalek itu turun dari mobil alunan salawat badar menggema. Sebuah pita bersimpul bunga tampak melintang sebagai simbul penghormatan kepada pria yang disebut sebagai representasi anak milinial yang penuh prestasi tersebut.
Begitu pita dipotong bah air bah sejumlah remaja putri berebutan bersalaman. Tak sedikit diantara mereka mengajak Emil untuk berswa foto ria.
“Mas Emil selfie dong,” teriakan ini sahut menyahut terdengar. Dengan penuh kesabaran dan terus mengulum senyum khasnya, Emil dengan penuh sabar meladeni tiap permintaan berfoto ria.
“Wah cakep ya kayak artis pinter lagi,” kata seorang remaja putri. Cukup lama Emil tertahan, karena permintaan berfoto dan salaman tak kunjung surut.
Di rumah warga di Jalan Segara ini sekaligus menjadi pos relawan pendukung Khofifah-Emil.
Disuguhi Durian
Rombongan lalu berangkat ke Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasa. Ini adalah salah satu ponpes tua dan amat berpengaruh di Madura yang diasuh sosok karismatik KH Baidhawi Rofi’i.
Tak hanya Kiai Baidhowi yang memapak langsung kedatangan Emil. Putra dan menantunya, Ra Abbas dan Gus Abror ikut menyambut hangat. Di luar dugaan kehadiran Emil dan rombongan disambut dengan hidangan selamat datang plus makan siang. Tampak sekali pihak pondok begitu memuliakan tamunya.
Nah, begitu dipapak duduk di ruangan yg disediakan di lantai dua, oleh Kiai Baedowi langsung menyuguhkan durian yang sudah dibuka dan tertutup pelastik bening kepada Emil.
“Ayo Mas, ini durian lokal dari kebun sendiri,” ujar kiai menawarkan. Emil pun seperti tak mengulur-ngulur waktu menyantap durian lokal yang begitu maknyus itu.
Emil menyampaikan terimakasih yang tak terhingga atas sambutan yang begitu hangat dari pihak pondok.
Dia menyebut kunjungan ini adalah sebagai silaturahmi sekaligus meminta nasihat dan petuah sesepuh pondok. “Semoga kami diberi kesempatan untuk sowan lagi kemari,” ujar Emil.
Kiai Baidhowi mempersilahkan. “Tapi fokus aja dulu, karena masih banyak yang harus dikunjungi,” ujar Kyai Baedowi hangat.
Hingga malam hari Emil masih mengunjung sejumlah lokasi.
Tak lupa dia menyempatkan diri singgah ke tokoh pemuda dan sempat mampir ke rumah Jend (Purn) R Hartono, Kasad TNI era Presiden Soeharto. Kendati tak sedang berada di Pamekasan, melalui kerabatnya dia meminta Emil singgah di Kediamannya di Pamekasan barang sekejap.
Di rumah Sang Jenderal, Emil kembali diajak berfoto oleh tokoh-tokoh pemuda. Sebelum pulang Emil kembali disuguhi makan malam dengan menu spesial “sate lalat” oleh para relawan pendukung Khofifah- Emil di Pamekasan. ini jenis sate dengan ukuran mungil dengan cita rasa istimewa. (tim)