Keutamaan Surat Al Waqiah: Doa Gampang Rezeki dan Cara Riyadhah

Dalam hidup ini janganlah mengejar rezeki sedemikian susah payah sehingga melupakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Sebab kesehatan dan kehidupan ini hakikatnya adalah sudah rezeki tiada tara dari-Nya. Rezeki kita semua sudah diatur dalam takaran yang terbaik dari Allah SWT.
Meyakini hal ini akan membuat hati kita tenang. Bekerja sebaik-baiknya dan kemudian serahkan sepenuhnya hasilnya sebagai rezeki dari pemberian Allah SWT.
Ayah saya —KH Burhanudiin Hamid, dahulu sering dawuh bahwa Andai seseorang memang telah diberi takaran rezeki Allah sebesar satu gelas maka ketika diisi air satu drum pun akan tumpah jua karena melebihi kapasitas gelasnya.
Sehingga kita mesti sadar, apa yang kita dapatkan setelah usaha maksimal itulah bagian rezeki kita, andai ada rezeki yang tercecer atau hilang sekalipun maka ihlaskanlah dan jangan disesali terlalu dalam apalagi hingga menjadi jatuh sakit, anggap itu memang itu belum menjadi bagian rezeki kita.
Ketenangan hati atas keyakinan soal rezeki akan berimbas pada rasa syukur. Jangan lupa bahwa Allah berfirman jika seseorang bersyukurmaka nikmatnya akan ditambah. Dengan kata lain bersyukur membuat rezeki lebih berkah.
Karena rezeki ini rahasia sekaligus hak prerogatif tunggal dari Allah SWT, maka tidak salah kalau memperbanyak berdoa, memohon dengan sungguh sungguh atau riyadlah dalam upaya memohon rezeki kepada Allah.
Salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca Surat Waqi’ah, sebagaimana arahan Abuya KH Burhanudiin Hamid. Beliau sering menganjurkan santri dan alumninya agar memperbanyak membaca Surat Al Waqi’ah mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah Hadits:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ كُلَّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ أَبَدًا
“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan selama-lamanya” (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Asakir).
Dalam riwayat yang lain, sahabat Ibnu Mas’ud pernah menolak pemberian uang dari Sayyidina Utsman meski dibujuk agar mau menerimanya untuk diberikan kepada anak anaknya.
Beliau berkata: “Saya telah mengajarkan sesuatu pada mereka, jika mereka membacanya tidak akan miskin. Saya mendengar Nabi SAW bersabda: Barang siapa membaca Surat Waqiah tiap malam maka ia tidak akan miskin” (HR Al Baihaqi), Imam Al-Baihaqi berkata: “Ibnu Mas’ud menyuruh anak-anak perempuannya membaca surat Waqiah tiap malam” (Syuabul Iman).
Riwayat yang senjutnya adalah hadist:
“ﻋﻠﻤﻮا ﻧﺴﺎءﻛﻢ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻮاﻗﻌﺔ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻐﻨﻰ”. (اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ) ﻋﻦ ﺃﻧﺲ.
“Ajarkan anak-anak wanitamu surat Waqiah. Sebab surat Waqiah adalah surat untuk kaya” (HR Dailami dari Anas).
Syaikh Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir mencantumkan hadits serupa dari sahabat Anas.
سُوْرَةُ الْواقِعَةِ سُوْرَةُ الْغِنَى فَاقْرَؤُوْهَا وَعَلَّمُوْهَا أَوْلَادَكُمْ
“Surat Al Waqiah adalah surat ‘kekayaan’. Maka bacalah Surat Al Waqiah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu.”
Cara Riyadlah Surat Waqi’ah
Ada berbagai cara yang diajarkan ulama dalam riyadlah mewiridkan surat Waqi’ah. Diantara yang pernah diijazahkan alm Abuya KH Burhanuddin Hamid adalah dengan cara berpuasa tujuh hari dimulai pada hari Jumat dan memulai wiridnya sejak bakda maghrib malam Jumat, surat Waqi’ah dibaca sebanyak 25 kali setiap bakda shalat fardlu, hingga pada malam terakhir atau malam Jumat depannya dibaca lagi setelah maghrib sebanyak 125 kali ditambah shlawat 1000 kali dan doa khusus surat Waqi’ah.
Doa khusus surat Waqi’ah ini telah dicetak dan dapat diperoleh di Koperasi Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang.
Riyadhah ini telah lama diamalkan para santri di Pesantren Annur 1 Bululawang Malang semenjak zaman Buya Burhanuddin Hamid.
Ada juga ijazah Surat Al Waqiah dibaca sebanyak 14 kali selepas shalat Ashar disertai doanya. Doa amalan ini saya terima dari alm Habib Husein Assegaf Gresik ketika ziarah di Tarim, Yaman dan juga dari KH Nurul Huda Djazuli, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri.
Saran dari alm abuya KH Burhanuddin Hamid setelah riyadlah selanjutnya surat Waqi’ah juga sebaiknya dibaca secara istiqomah atau rutin setiap malam selama minimal 3 tahun dan atau selamanya. Cara ini diyakini akan mendatangkan balasan berupa kekayaan berlimpah berkah dan hati yang dermawan.
Wirid membaca Al-Quran surat Al Waqiah secara rutin merupakan suatu kebiasaan para ulama terdahulu. Seperti apa yang disampaikan Imam Al-Ghazali dalam Fath Al-Qadir:
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻐﺰاﻟﻲ: ﻳﻌﺘﺎﺩ ﺃﻭﻟﻴﺎﺅﻧﺎ ﻣﻦ ﻗﺮاءﺓ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻮاﻗﻌﺔ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ اﻟﻌﺴﺮﺓ
“Wali-wali kita membiasakan membaca surat Waqiah di hari-hari yang sulit” (Fath Qadir, 6/201).
Demikian, semoga bermanfaat dan dimudahkan rezekinya oleh Allah SWT. Amin!. (*)
Dr KH Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang dan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.