Ansor Sumenep Kenang Perjuangan Ulama

Suasana Haul Muassis NU di Aula Graha KH Wahab Hasbullah, Sumenep (santrinews.com/mahrus)
Sumenep – Kader Gerakan Pemuda Ansor harus selalu mengenang perjuangan para ulama terdahulu yang telah berjasa besar terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menyiarkan Islam, khususnya Ahlussunnah waljamaah.
Ajakan itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Sumenep M Muhri, saat sambutan di acara Haul Muassis NU di Aula Graha KH Wahab Hasbullah, Sumenep, Ahad sore, 12 Mei 2019.
Acara yang dikemas dengan pengajian umum dan buka bersama ini diikuti oleh ratusan kader Ansor di tingkatan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Anak Cabang se-Kabupaten Sumenep.
“Perjuangan para ulama dalam mendirikan dan mempertahankan NKRI ini tidaklah mudah dan harus selalu menjadi inspirasi bagi kita semua,” terang Muhri.
Karena itu, kata Muhri, sebagai kader muda NU, Gerakan Pemuda Ansor memiliki tugas dan tanggungjawab besar dalam mengawal perjuangan para ulama untuk ikut serta menjaga NKRI yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah.
Apalagi, menurutnya, kelahiran Gerakan Pemuda Ansor tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita NU dalam berkhidmat kepada bangsa dan NKRI, menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur, dan sejahtera.
“Sebagai kader muda NU, kita punya tugas dan tanggungjawab besar dalam menjaga nilai-nilai perjuangan para ulama, khususnya dalam menjaga kesatuan bangsa dan menjaga agama,” tegasnya.
Saat ini, lanjut Muhri, Indonesia dihadapkan dengan gerakan-gerakan kelompok yang berupaya memecah belah dengan menebar berbagai macam fitnah. Ironisnya, sudah banyak masyarakat yang terpengaruh dengan fitnah dan ujaran-ujaran kebencian yang menyebar di media sosial.
“Itu menjadi tantangan bagi kita semua. Kader Ansor harus berperan aktif dalam menyikapi tantangan itu, dengan memberikan penyadaran di tengah-tengah masyarakat agar tidak mudah terpengaruh beragam fitnah dari informasi-informasi yang tidak jelas sumbernya dan menyesatkan, sehingga memicu terjadinya konflik,” pungkasnya. (red/onk)