Kenang Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni, Khofifah: Muslimat NU Paling Merasakan Kehilangan

Khofifah Indar Parawansa melayat jenazah almarhum Alfa Isnaeni di rumah duka (santrinews.com/istimewa)
Tulungagung – Jenazah Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serba Guna (Banser), H Alfa Isnaeni, diantar oleh puluhan pelayat ke pemakaman, Kamis dini hari, 12 Maret 2020, pukul 00.30 WIB.
Almarhum dimakamkan di Pemakaman Islam Dusun Karangduren, Bendil, Kecamatan Panggungrejo, Tulungagung.
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar bersama KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) ikut mengantar Alfa Isnaeni ke tempat peristirahatan terakhir. Kiai Marzuki menalqin langsung jenazah kader terbaik GP Ansor ini.
Tampak jajaran pengurus badan otonom NU, seperti Ketua Umum PP Fatayat NU Anggi Ermarini dan kader-kader GP Ansor Jatim dan PP GP Ansor dari Jakarta.
Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut hadir melepas jenazah almarhum di rumah duka.
Dalam sambutannya, Khofifah mengungkapkan kenangannya bersama almarhum Alfa Isnaeni.
Atas nama Muslimat NU dan Pemerintah Provinsi Jatim, Khofifah mengaku sangat kehilangan yang sangat mendalam sosok Alfa.
Khofifah mengaku, Muslimat NU adalah pihak yang paling merasakan peran dan kehadiran Banser. Sebab hampir semua kegiatan Muslimat NU selalu didukung oleh Banser.
“Muslimat NU menjadi pihak yang paling merasakan peran Banser selama ini,” tegasnya.
“Insya Allah setiap jariyah Banser di ranting, Ancab, Cabang, Wilayah akan meneteskan pahala kepada para komandannya, yang telah menjadi pemandu perjalanan Banser di tingkat nasional,” ujarnya.
Dalam skala Nasional, Banser juga berulang kali diuji kemampuannya untuk menegakkan NKRI dan Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) dari gempuran faham-faham radikal di Indonesia. Menurutnya, dalam hal ini Banser selalu menjadi yang paling depan dalam membela NKRI dan Aswaja.
“Kami merasa kehilangan, saya sering mengikuti Mas Alfa dan dalam mengeluarkan argumen-argumennya luar biasa terutama untuk NKRI dan Aswaja,” tegasnya.
“Pada Hari Santri Nasional, Banser beberapa kali mendapat ujian. Pertaruhan menegakan NKRI dan Ahlussunnah Wal Jamaah, bagaimana tetap mengibarkan bendera NU, bagi saya Banser adalah barisan terdepan dari seluruh perjuangan itu,” lanjutnya.
Khofifah menyebut, Gus Dur pernah berucap bahwa segala perjuangan perlu pengorbanan dan setiap pengorbanan itu pahalanya besar.
“Karena itu, Insya Allah mas Alfa besar pahalanya. Selamat jalan Mas Alfa, Banser punya tugas untuk melanjutkan perjuanganmu menjaga NKRI dan Aswaja,” kata Khofifah dan diaminkan semua yang hadir.
Alfa meninggal dalam usia 50 tahun di Rumah Sakit Kramat Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020, pukul 11.19 WIB. Almarhum meninggal diduga karena penyakit serangan jantung. (red)