Tengah Malam Gubernur Khofifah Tinjau Lokasi Longsor Kali Jompo

Jember – Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera melakukan aksi cepat tanggap atas dua kejadian bencana di Kabupaten Jember dengan mengirim Tim dan bantuan logistik serta peralatan berat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bahkan turun langsung meninjau lokasi bencana longsor di Jalan Sultan Agung, Selasa dini hari, 3 Maret 2020.

Disambut oleh Bupati Jember Faida dan forkopimda Jember beserta Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Ahmad Subki, Gubernur Khofifah tiba di lokasi tepat pukul 00.12 WIB.

Begitu tiba, Khofifah segera mengadakan rapat penanganan ruko ambruk dan jalan ambles di Jalan Sultan Agung Kabupaten Jember.

“Saya juga bersama tim sudah melakukan beberapa pembahasan soal Kali Jompo ini, karena posisi rukonya memang sudah berisiko tinggi hingga akhirnya saat intensitas hujan tinggi sebagian ruko ambruk ke sungai,” kata Khofifah kata usai peninjauan lokasi bencana.

“Berbagai rekomendasi tim PUPR menunjukkan bahwa kita harus melakukan pembongkaran pada bangunan ruko di bantaran sungai yang tersisa sekaligus mengganti jembatan kali jompo.”

Dari total 31 ruko yang ada di bantaran Sungai Kali Jompo, sepuluh diantaranya ambruk masuk ke badan sungai. Sedangkan 21 sisanya akan segera dilakukan pembongkaran dengan sistem merobohkan ke arah Jalan Sultan Agung.

Opsi ini harus diambil agar bangunan ruko tidak dirobohkan ke arah sungai karena membahayakan pemukiman yang ada di bawah sungai yang lebih rendah.

Untuk itu, untuk sementara waktu, Khofifah meminta warga juga memaklumi jika Jalan Sultan Agung ditutup untuk perobohan dan evakuasi bangunan antara dua minggu sampai dua puluh hari.

“Pesan saya, alat berat yang digunakan untuk perobohan bangunan ruko tersisa maupun nanti untuk pengangkutan material, jangan sampai melebihi kapasitas kekuatan jalan. Karena di bawah jalan ini ada pipa PDAM yang mengaliri sekitar 3.000 pelanggan, jangan sampai ada pipa yang kemudian pecah sehingga mengganggu distribusi air bersih,” ujarnya.

Di lapangan, total ada tiga unit eskavator yang beroperasi melakukan evakuasi reruntuhan material ruko. Juga ada breaker dan dumptruck serta crane. Hari ini, rencananya akan ada tambahan breaker dan crane yang didatangkan oleh Kementerian PU PR khusus untuk membantu mengevakuasi ruko yang ambruk ke badan sungai agar lebih mudah diangkut ke atas.

“Sejak pagi kemarin saya dan Pak Wagub berkoordinasi dengan Pak Subki, dan Kementerian PUPR agar penyelesaian bisa dilakukan secara integratif. Yaitu antara tim dari Pemkab, Pemprov dan Kementerian PU PR karena kewenanangannya memang berbeda beda,” tuturnya.

Dimana untuk sungainya memang menjadi kewenangan Pemprov, jalanya ada di bawah kewenangan BBPJN VIII, sedangkan ruko IMB-nya dikeluarkan oleh Pemkab.

“Dari proses yang kami koordinasikan ini Insya Allah dapat kami lakukan secara bersana-sama pembersihan ruko sepanjang bantaran sungai jompo. Sekali lagi mohon masyarakat Jember memaklumi kalau Jalan Sultan Agung harus ditutup selama pengerjaan pembersihan di seputaran Kali Jompo,” tegas Khofifah.

Untuk rencana penanganan permanennya, lanjut Khofifah, BBPJN VIII telah menganggarkan pekerjaan jalan tersebut dalam DIPA tahun 2020, saat ini masih dalam proses penyiapan DED oleh konsultan yang diperkirakan pelaksanaan pekerjaan fisiknya akan dilaksanakan pada Juli 2020.

“Sementara Pemerintah Provinsi melalui Dinas PU Sumber Daya Air mengusulkan untuk pembuatan tanggul sungai mengunakan sheet pile,” pungkasnya.

Kirimkan Bantuan untuk Korban
Tidak hanya itu, bencana banjir yang terjadi di Desa Sumber Agung Kecamatan Sumberbaru dan merendam empat dusun pada Ahad sore, 1 Maret 2020 juga menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur.

Banjiir akibat luapan air sungai itu mengakibatkan banjir di empat dusun dengan ketinggian air rata-rata mencapai 60 sentimeter.

Empat dusun yang terendam banjir itu adalah Dusun Tambakrejo dengan 360 KK dan 1.312 jiwa terdampak, Dusun Banjarejo dengan 150 KK, 503 jiwa terdampak, Dusun Banjarejo Tengah dengan 127 KK, 350 jiwa terdampak, dan Dusun Banjarejo Timur dengan 107 KK, 390 jiwa terdampak.

“Kita akan memberi bantuan berupa logistik serta bronjong untuk memperkuat bantaran sungai. Serta kami juga mengirimkan sejumlah paket bantuan berupa jirigen, tenda gulung, family kids, kebersihan masyarakat, selimut, tikar, matras, siap saji, makanan penambah gizi, masker bagi warga masyarakat terdampak,” kata Khofifah.

Selain itu BPBD Pemprov Jatim bersama BPBD Jember dan relawan juga mendirikan dapur umum. (red)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network