Pesantren Berperan Wujudkan Desa Mandiri

Marwan Jafar (santrinews.com/dok)
Jakarta – Terwujudnya desa mandiri merupakan salah satu program prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementerian Desa). Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam, yang mayoritas berada di desa mempunyai peran besar dalam mendukung program tersebut.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan, peran pondok pesantren dalam pembangunan selama ini tidak bisa dipandang sebelah mata. “Sejak masa kemerdekaan sampai sekarang, pesantren selalu memiliki peranan dalam proses berbangsa dan bernegara,” ujar Marwan, di Jakarta, Senin 9 Maret 2015.
Posisi pesantren yang mayoritas berada di desa, menurut Marwan, bisa dijadikan pusat pelatihan dan pengembangan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai, dengan tetap menjaga kearifan lokal daerah setempat.
“Sejak dulu, pondok pesantren selalu mempunyai program pelatihan dan pengembangan SDM untuk masyarakat di sekitar pesantren,” kata politisi PKB ini.
Kementerian Desa akan mengkaji beberapa pesantren yang mempunyai beberapa bidang khusus, untuk dijadikan sebagai pusat pelatihan dan pengembangan SDM.
“Ya, nanti kita akan kaji, beberapa pesantren yang mempunyai beberapa keunggulan khusus untuk kita jadikan sebagai pusat pelatihan dan bisa membantu mewujudkan desa mandiri di sekitar pesantren,” ujarnya.
Marwan mencontohkan, Pesantren Al-Ittifaq yang berdiri di pedalaman kaki Gunung Patuha, Bandung, memberikan pelajaran agribisnis terhadap para santrinya. “Santri yang ada di sana tidak hanya belajar agama, tapi juga belajar wirausaha desa, yang dikelola secara modern tanpa meninggalkan ciri khas lokal,” ujarnya.
Dengan memberikan ilmu agrobisnis kepada para santri, pesantren Al-Ittifaq, di bawah asuhan KH Fuad Affandi telah berhasil memasok hasil pertanian ke supermarket dan ke pasar-pasar menengah di kota Jakarta, Bandung dan sekitarnya.
Dengan melibatkan sekitar 700 santri, beserta beserta kelompok tani di Kecamatan Rancabali dan Kecamatan Ciwidey, koperasi Al-Ittifaq kini merupakan lembaga keagamaan yang mandiri. Para santri yang belajar pun tidak perlu membawa bekal untuk mengaji di pesantren tersebut. (us/onk)