Nisfu Sya’ban, Ratusan Jamaah Ashabul Kahfi Lantunkan Dzikir Syadziliah di PBNU

Jakarta – Malam Nisfu Sya’ban, ratusan jamaah majlis Ashabul Kahfi Jabodetabek melantunkan dzikir thariqah Syadziliah di masjid PBNU. Dzikir thariqah dipimpin oleh Kiai Rahmat, badal thariqah Syadziliah di Bekasi. Membuka acara, sebelumnya diramaikan dengan seni hadrah Ashabul Kahfi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian kesyadziliahan yang diisi oleh Kiai Lukman Nursalim, pengasuh pesantren Yatim Piatu di Depok, Jawa Barat.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj sangat mendukung dzikir thariqah Syadziliah di masjid PBNU. Ia jauh hari juga mengatakan, Syeikh Imam Hasan Asy-Syadzili sebagai pendiri thariqah Syadziliah, merupakan sosok sufi istimewa, yang membuka pemahaman tersendiri tentang keduniaan.

“Syeikh Imam Hasan Asy-Syadzili merupakan sufi yang menerangkan bagaimana memahami keduniaan yang tidak umum di kalangan sufi,” katanya jauh-jauh hari sebelum acara dilaksanakan.

Menurut Hasyim Habibi, ketua umum Santri Kebumen se-Jabodetabek, dzikir thariqah Syadziliah yang diselenggarakan oleh Ashabul Kahfi di masjid PBNU merupakan kegiatan perdana selapanan (rutin bulanan) dari majlis Ashabul Kahfi. Harapannya, nilai-nilai kesyadziliahan bisa turut mengisi spirit Nahdlatul Ulama.

“Majlis Ashabul Kahfi yang dipimpin badal thariqah Syadziliah Alkahfi Kebumen di Jabodetabek, Kiai Lukman Nursalim, selama ini menggelar rutin di masjid-masjid se Jabodetabek. Malam Nisfu Syaban ini, menjadi malam pertama yang rencananya rutin selapanan di masjid PBNU,” kata Hasyim Habibi.

Dikatakan juga, acara dzikir thariqah Syadziliah diikuti oleh sejumlah jamaah dari berbagai kalangan. Dijelaskan, jamaah sebagian dari yang sudah berbaiat dan sebagian lagi jamaah dari kalangan muhibin.

“Peserta sengaja dibatasi melihat keterbatasan tempat,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, ketua umum Kiai Muda Indonesia Gus Wahyu NH Aly yang juga turut hadir dalam acara tersebut. Ia mengatakan, thariqah Syadziliah bisa menjadi salah satu sarana dalam mengatasi fenomena terorisme, ekstrimisme, kebodohan dan kemiskinan.

“Apabila masyarakat menerapkan nilai-nilai kesyadziliahan, saya percaya problem kebangsaan seperti terorisme, ekstrimisme, kebodohan, kemiskinan bisa terselesaikan,” tegasnya.

Hadir dalam dzikir thariqah Syadziliah, diantaranya ustadz Nurcholis (dai dari Bekasi), ustadz Kamaludin Fikri (dai dari Karawang), ustadz Miftahudin (pengasuh majlis Darusalam di Tangerang), serta pengurus takmir masjid PBNU. (us/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network