Refleksi Jelang Konkoorcab XXII PMII Jatim

PMII dan Kader Intelektual Organik

Sebagai salah satu organisasi, kepemimpinan PMII hadir di kampus-kampus seluruh nusantara mulai dari Sabang sampai Meraouke, dengan membawa gerakan intelektual dan memegang ajaran Islam ahlussunnah waljamaah, serta menjadi benteng NKRI.

Konsistensi PMII sebagai pembela bangsa, penegak agama tidak terlepas dari pengembangan sistem organisasi, seperti yang disampaikan oleh Kenneth N. Wexley; yang menyatakan bahwa proses pengembangan organisasi mengandung suatu sistem organisasi total. Dari keseluruhan tingkat organisasi mulai dari Rayon sampai PB harus berperanaktif untuk menentukan rencana strategis gerakan.

Momentum Konkoorcab XXII PMII Jatim senantiasa dijadikan refleksi organisasi agar rencana strategis gerakan bisa diambil dalam menatap masa depan organisasi PMII, khususnya di Jawa Timur. Basis gerakan yang bertumpu dalam ruang intelektual kampus dengan ciri khas pergerakan PMII adalah bias kepentingan kelompok tertentu, akan tetapi menonjolkan kualitas kader intelektual.

Singgasana kepemimpinan PKC PMII Jatim akan segera bergeser tepatnya pada pelaksanaan Konkoorcab di Kabupaten ponorogo tanggal 27-30 April 2016, tema “Bergerak menuju kedalutan rakyat.” Kontestasi pemilihan akan melibatkan 32 pengurus cabang PMII se Jatim, terdiri dari 8 calon ketum PKC dan 3 calon Kopri PKC.

Pergulatan pemilihan di Konkoorcab memakai sistem baru dengan beberapa tahapan, dimulai tahap penjaringan calon, tahap verifikasi berkas sampai penetapan dan pengambilan nomor urut calon di selesaikan pada tahap pemilihan.

Harapan saat ini adalah pengurus cabang tidak hanya terbelenggu dalam perebutan dan perdebatan, siapa yang akan di pilih …? tetapi, prioritas komitmen terhadap gerakan PMII harus sudah melekat dari setiap calon dan berani kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, dan bisa melihat kondisi riil adanya kemorosotan budaya intelektual kader PMII. Sudah saatnya segera di tanggulangi dengan instrumen pergerakan.

Meminjam istilah Noam Chomsky ; menyatakan bahwa tanggung jawab kaum intelektual adalah mengungkap kebenaran dan membedah kebohongan. Sebagai organisasi gerakan intelektual yang kental dengan basis berbagai disiplin ke-ilmuan, sudah saatnya para calon/kandidat dan PC tidak hanya fokus pada perebutan kekuasaan, akan tetapi juga yang lebih urgen membekali para calon ketua PKC dan Kopri PMII Jatim sebagai kader intelektual organik.

Suksesi kepemimpinan PMII Jatim akan menentukan masa depan organisasi, siapa-pun yang terpilih, berani memperjuangkan kebenaran, keadilan dan komitmen terhadap keutuhan NKRI serta pantang mundur dalam situasi apapun. Semoga bisa tercapai! (*)

Anwari Ilham, Sekretaris OC Konkoorcab XXI PMII Jawa Timur, dan Mantan Ketua Umum PC PMII Sidoarjo.

Terkait

Opini Lainnya

SantriNews Network