Cepat ke Makkah Tanpa Nunggu Lama

Judul: 9 Day Umraratan
Penulis: Ratna Dks.
Penerbit: Tinta Medina, Solo
Terbitan: 2015
Tebal: 270 halaman
ISBN: 978-602-257-118-6
Peresensi: Zaitur Rahem

BISA sampai ke tanah haramain (Makkah dan Madinah) menjadi impian banyak orang. Dengan catatan, pergi ke tanah haramain untuk menunaikan ibadah haji. Selama ini, melaksanakan ibadah haji tidak semudah membalik telapak tangan. Terkadang, ada orang sudah mampu biaya perjalanan, namun belum bisa melaksanakan keinginannya. Mampu biaya belum tentu seiring dengan takdir Tuhan. Banyak rahasia Tuhan yang mengiringi kisah-kisah perjalanan seseorang ke tanah suci. Baik, perjalanan dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah.

Buku karya Ratna Dks ini menjadi peta pandu untuk mencapai tanah suci Makkah dan Madinah. Tawaran ide seperti ulasan di dalam buku ini menjadi air sejuk. Usaha fisik untuk menjangkau tanah suci memang selalu dianjurkan. Akan tetapi, menjadikan usaha fisik sebagai pilihan terakhir mewujudkan mimpi berangkat ke tanah suci hal yang mustahil. Di atas kekuatan manusia, masih ada kekuatan yang maha dahsyat. Usaha (ikhtiyar) dan permohonan (doa) menjadi komponen yang saling menyempurnakan.

Keistimewaan tanah suci Makkah dan Madinah benar-benar memukau. Data yang terpantau di departemen agama, kuota haji pada setiap kabupaten di kawasan Indonesia selalu penuh. Padahal, peminat haji terus bertambah. Sehingga, ribuan calon jamaah haji yang belum bisa berangkat harus menunggu hingga beberapa tahun berikutnya.

Haji dan umrah bisa dilakukan oleh siapun. Yang penting mampu biaya dan tenaga. Karya setebal 270 halaman ini berkisah tentang pengalaman seseorang ibu yang sudah kelar menunaikan ibadah umrah. Impian-impian berkunjung ke sejumlah tempat bergengsi di tanah haram bisa terwujud. Perjuangan itu dilakukan dengan penuh ketulusan dan kedamaian hati. Menikmati sakralitas tempat ibadah di tanah haram menjadi mimpi banyak orang. Namun, jauh dari kepentingan yang sifatnya sangat rekreatif, pergi ke tanah suci adalah untuk menunaikan perintah Tuhan. Sehingga, tidak ada alasan bagi orang yang sudah mampu untuk melalaikan perintah agama.

Perjalanan ke tanah suci ini dalam praktiknya penuh dengan banyak tantangan. Kisah penulis di dalam buku ini menuturkan banyak cerita tentang problematika saat menunaikan ibadah umrah. Mulai dari rasa khawatir di atas pesawat, saat berada di pusat keramaian, dan saat perjalanan kembali ke tanah air. Rasa tersebut substansinya adalah kenikmatan yang luar biasa. Sebab, pada hakikatnya dengan perasaan yang tidak menentu itulah seseorang bisa dengan serius mengingat akan Tuhan (hlm. 34). Manfaat selanjutnya, kisah yang dialami akan menjadi bahan pelajaran bagi orang sesudahnya. Artinya, pengalaman berharga yang kita miliki bisa dibagi kepada orang lain agar bisa lebih waspada.

Karya ini memiliki aura karya fiksi yang memukau. Kisah perjalanan umrah dilukiskan dalam bahasa imajinatif. Meski, fakta yang disajikan adalah pengalaman nyata. Pembaca yang akan melakukan perjalanan umrah ke tanah suci Makkah bisa belajar kepada buku ini. Pengalaman awal akan menjadi bahan masukan yang sangat penting. Apalagi, selama ini perjalanan ke tanah suci sering diwarnai dengan banyak kisah memilukan. Sebagai contoh, kisah orang-orang jahil yang menggangu jamaah perempuan. Kisah pilu tersebut secara sepintas lalu membuat orang yang berencana pergi ke tanah suci minder.

Lewat karya ini pembaca juga bisa belajar bagaimana karya fiksi ditulis. Sebagaimana tradisi menulis fiksi, merangkai alur cerita sangat sulit. Namun, dengan gaya bertutur yang ringan kesulitan dalam meramu alur sebagaimana dalam buku ini menjadi sangat mudah. Ratna Dks melalui karya ini memberi banyak inspirasi dan motivasi bagaimana kendokumentasikan moment berharga saat berpetualang. Pengalaman spiritual dan intelektual yang patut mendapat ajungan jempol. Akhirnya, selamat membaca. (*)

Zaitur Rahem, Dosen Instika Guluk-guluk Sumenep.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network