Ide Bisnis dari Strategi Perang Nabi

Judul: Ilham Juara Berbisnis dari Strategi Perang Nabi
Penulis: Abdurrahman Sandriyanie Wahid
Penerbit: Diva Press, Yogjakarta
Terbitan: I, Agustus 2013
Tebal: 214 halaman
ISBN: 978-602-7695-19-1
Pereseni: M Kamil Akhyari

Semasa hidupnya, Rasulullah SAW memimpin perang sebanyak 17 kali. Versi lain sebagaimana dikemukakan Abdullah ibn Buraydah sebanyak 19 kali.

Rasulullah sendiri sebenarnya tidak menginginkan pertumpahan darah tersebut terjadi. Namun teror dan intimidasi yang diterima Nabi dan pengikutnya sudah mengancam keselamatan jiwa. Genjatan senjata pun tak dapat dihindari.

Kendati beberapa peperangan berada dibawah pimpinan langsung Rasulullah, bukan lantas semuanya meraih kemenangan yang menggembirakan.

Suka duka dalam medan perang pernah dialami Nabi dan pengikutnya. Bahkan, orang-orang terdekat Nabi seperti Hamzah bin Abdul Muthalib wafat mengenaskan dalam peperangan akibat kekejaman kafir musyrik.

Dari pengalaman jatuh bangun, akhirnya umat Islam bisa melumpuhkan kafir musyrik, dan bisa membawa pulang kemenangan. Dampaknya, saat ini umat Islam sudah tak lagi memiliki rintangan dalam menjalankan ritual keagamaan sebagaimana pada masa Nabi.

Bahkan, kuantitas umat Islam di negara minoritas muslim semakin mengembirakan. Di Eropa misalnya, pada tahun 2050 diperkirakan satu dari lima masyarakatnya akan beragama Islam.

Memang, melihat kuantitas umat Islam pada saat itu sulit rasanya untuk menang. Mustahil sepertinya dalam sebuah pertempuran, umat Islam yang hanya berjumlah sekitar 300 orang bisa mengalahkan lawan yang berjumlah 1000 orang, tapi jumlah yang sedikit tak membuat kaum muslimin berkecil hati. Optimisme terbalaskan dengan kemenangan.

Tentu hal itu tidak lepas dari taktik dan strategi yang dilakukan Rasulullah, selain pertolongan Yang Maha Kuasa. Sekalipun Nabi tidak pernah mengenyam pendidikan kemiliteran, strategi yang dilakukan sangat membantu kemenangan Islam. Tak salah jika Fazlur Rahman menyebutnya sebagai bapak militer pertama.

Taktik dan strategi yang digunakan Rasulullah pada 14 abad lalu saat memimpin perang hingga kini masih relevan untuk diterapkan. Dan hal itu tidak hanya bisa diterapkan dalam kemiliteran. Pebisnis juga bisa mengadopsi strategi perang Nabi dalam menjalankan bisnisnya.

Disadari atau tidak, strategi tersebut telah mengantarkan banyak pelaku usaha menggapai kesuksesan. Dikisahkan, pada Perang Badar, Rasulullah bersama pasukan muslim melancarkan strategi dengan menyerang habis-habisan dari berbagai sudut, mulai dari aliansi, pasukan dan kota kompetitor, dan hal ini membuat musuh kalang-kabut.

Strategi menyerang pasukan itu rupanya menginspirasi HP buatan Cina di Indonesia yang marak dengan harga murah. Secara pelan-pelan, segmen pasar kelas menengah ke bawah sudah mulai beralih. Faktor pendorong persaingan bisnis yang semula menggunakan HP merek Motorola, Sony Ericsson, Samsung dan Nokia, mulai bergeser menggunakan HP produk Cina (h. 76).

Strategi menyerang kota pesaing yang dilakukan Rasulullah menginspirasi perusahaan Blackberry. Nokia yang semula menjadi brand dan gaya hidup Indonesia bisa digeser oleh Blackberry. Dan hal ini diakui Nokia hingga mengeluarkan HP yang fiturnya mirip produk Blackberry (h. 76).

Pelaku usaha juga mengambil pelajaran dari peperangan yang dimenangkan kafir musyrik. Strategi pertahanan Rasulullah di Lembah Uhud menginspirasi Microsoft, Apple dan FedEX untuk bertahan pada saat resesi pada era 70-an dan tumbuh berkembang di saat-saat sulit pada 1980-1982 (h. 81).

Dalam buku Ilham Juara Berbisnis dari Strategi Perang Nabi ini juga dikupas strategi perencanaan perang, mengepung dan menghadapi tantangan yang dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Jagorawi dan Coca Cola.

Pembaca yang bermaksud terjun ke dunia usaha tak perlu ragu untuk menjalankan bisnisnya sekalipun tak pernah belajar di fakultas ekonomi dan bisnis. Melalui buku karyanya ini, Abdurrahman Sandriyanie Wahid membedah strategi bisnis dari strategi perang Nabi.

Titik lemah dari buku ini diantaranya terdapat beberapa tulisan yang salah ketik, sehingga pembaca tentu merasa sedikit terganggu. Kendati demikian, buku ini sangat layak dijadikan referensi terutama sekali bara para pebisnis. (*)

M Kamil Akhyari, Guru SMPI Nurul Ishlah dan SMK Nurul Huda, Kecamatan Bluto, Sumenep.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network