Memotret Spirit Perang Sang Nabi

Judul : Perang Muhammad, Kisah Perjuangan dan Pertempuran Rasulullah
Penulis : Dr Nizar Abazha
Penerbit : Zaman
Cetakan : Pertama, 2014
Tebal : 356 halaman
ISBN : 978-602-1987-19-2
Peresensi : Zaitur Rahem
SEBLUM Nabi Muhammad Saw dilahirkan, jazirah Arab khususnya Makkah masih diliputi kegelapan. Makna kegelapan substansinya merujuk kepada tradisi, kultur-sosial, dan nalar spiritual masyarakatnya. Mayoritas masyarakat Makkah memeluk agama nenek moyang. Meyakini Tuhan selain Allah Swt. Cara pandang mereka tidak berkeadaban. Hak azazi manusia tidak diindahkan. Hukum rimba menjadi kebiasaan.
Kondisi semacam ini dalam perspektif sosiologis-teologis diistilahkan dengan jahiliyah. Bangsa dengan nalar dan kultur kebodohan. Sampai pada akhirnya, Allah mengutus Nabi Muhammad Saw sebagai pembedah kejumudan masyarakat jahiliyah ini.
Kedatangan Nabi Saw di tengah-tengah masyarakat Makkah yang kafir menimbulkan gejolak luar biasa. Infomasi baru tentang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi dianggap oleh para Pemuka masyarakat Mekkah sebagai petaka. Muhammad Saw dianggap telah menistakan agama nenek moyang mereka. Sehingga, ajakan Nabi Muhammad Saw mendapatkan tantangan dari masyarakat Mekkah. Baik tantangan yang sifatnya fisik atau phisikologis. Tantangan selanjutnya adalah pertempuran.
Buku ini menjelaskan tentang tipologi gerakan kaum Muslim pada masa Nabi Muhammad Saw. Terutama analisa seputar sejumlah pertempuran yang pernah terjadi pada masa awal penyebaran agama Islam di Jazirah Arab.
Setelah agama Islam menyebar hampir seantero Arab, pemuka kaum Quraisy semakin gencar melakukan perlawanan. Mereka membangun kekuatan untuk menghancurkan orang-orang Islam (hlm. 30-40). Tantangan tersebut mendapat respon dari umat Islam. Sebagai agama yang santun, Rasulullah Saw mengedepankan dialog dengan para Pemuka suku Qurasy. Namun, diplomasi yang ditawarkan oleh kelompok muslim ditolak begitu saja oleh orang-orang kafir Quraisy. Bahkan mereka membentuk kekuatan dan menyatakan perang.
Karya ini mencoba menggambarkan sejumlah pertempuran antara kamu Muslim dengan orang-orang Kuffar Quraisy. Ada sekian pertempuran yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw. Data pertempuran yang disajikan dalam karya ini menjadi informasi penting. Sebab, penulis membedah stigma negatif tentang Islam datang dengan pertempuran (hlm. 35-40).
Pertempuran yang terjadi bukan berdasarkan inisitaif dari internal umat Islam. Pada masa Rasulullah dan sahabat, pertempuran adalah perlawanan untuk mempertahankan diri. Alasannya, pihak musuh menyatakan perang dan mnyerang komunitas umat Islam.
Pertempuran bagi umat Islam pada saat itu dilakukan dengan moralitas tinggi. Nabi Muhammad Saw selalu memesankan agar semua pasukan Islam bisa menjaga wibawa dan martabat sebagai umat yang bermoral. Sehingga, pada setiap pertempuran antara orang-orang Islam dengan orang Kafir kaum muslim keluar sebagai pemenangnya. Ada bebeapa hal yang menjadi pijakan orang Islam dalam bertempur. Pertama, pertempuran dilakukan karena membela agama Allah. Sehingga, pasukan muslim berperan di jalan Allah.
Kedua, pasukan Islam dilarang berkhianat, mengingkari janji yang disepakati kedua belah pihak, merusak tanaman, menyakiti anak-anak dan perempuan, dan segeralah berdamai apabila suatu kaum meminta berdamai (hlm. 327-330).
Kehadiran karya setebal 356 ini memiliki efek moral-sosial, etos kerja, jalinan silaturrahim, dan moralitas spiritual. Pembaca diajak berdialog dengan keadaan rumit pada masa awal dakwah Nabi Muhammad Saw menyebarkan ajaran agama Islam. Islam sangat membenci kekerasan. Tuduhan tentang radikalisme dan terorisme sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Pertempuran yang terjadi pada masa awal penyebaran Islam esensinya adalah upaya kamum muslim menyelamatkan diri, menyadarkan kaum Kafir Quraisy, dan menggagalkan rencana musuh yang hendak menganggu kedamaian dan ketenteraman orang Islam. (*)
Zaitur Rahem, Dosen INSTIKA dan STITA Sumenep. Alumni Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.