Kisah Sang Pencari Cahaya Ilahi

Judul: Markas Cahaya
Penulis: Salman Al-Jugjawy
Penerbit: Bentang
Cetakan: 2016
Tebal: 218 halaman
ISBN: 9786022911463
Peresensi: Zaitur Rahem

Ada banyak cara dan jalan seseorang menemukan kedamaian batinnya. Meski, jalan yang ditempuh menyakitksn. Terkadang, jalannya berliku, menyesakkan, dan problematik. Akan tetapi, keyakinan terhadap jalan pilihan, bisa mengobati segala kegundahan itu.

Buku ini mengisahkan perjalanan seorang musisi ternama group musik Sheila on 7, bernama Sakti Ariseno. Sakti, melalui perjalanan karirnya yang panjang akhirnya beralih nama menjadi, Salman Al-Jugjawy. Karya bergenre biografis ini menjadi kisah sekaligus saksi bisu petualangan anak manusia dalam menemukan identitasnya.

Sakti atau Salman Al-Jugjawy di dalam karya setebal 218 halaman ini berbagi cerita dalam jagad kehidupan duniawi. Dia, seorang sosok pemuda eksotis dan energik. Di usia relatif muda, namanya sudah tenar. Penikmat musik tanah air mengenal namanya dengan Sakti, gitaris multitalenta Sheila on 7.

Sejak tahun 1995 sampai 2000-an, Sakti belajar menaklukkan dunia musik tanah air. Dia bersama dengan group musiknya melanglang buana, menjajaki seluruh penjuru tanah air. Bahkan, ke berbagai negara di dunia. Hiruk pikuk dunia layu dan senyap dalam henyakan bunyi musik yang dia mainkan. Nada-nada cinta larut dan luruh dalam aroma khas musik group musik sheila on 7. Sakti menemukan kenikmatan bermusik sakti bagai seorang gitaris.

Jiwa seniman dalam diri Sakti mengalir, menjadi darah nafasnya. Jam panggung semakin menyita sekian waktu yang dia miliki. Sebagai group musik kenamaan, tentu banyak penggemar yang datang, mengundang dalam berbagai event musik bergengsi.

Sampai pada akhirnya, sakti harus mengakui, bahwa di setiap jejak kesibukan bermusik, ada kebersamaan yang terlupakan. Tuhan, mengingatkan dirinya melalui penyakit yang diderita ibunya. Ibunya, bagi Sakti adalah segala-galanya. Ibu, baginya sosok perempuan kharismatik paling dia sayangi.

Kini, semua terjadi. Sakti, sang Gitaris melihat sosk ibundanya terbaring sakit. Dia mulai berpikir, apa guna identitas dan popularitas yang dia dapatkan. “Apakah cita-cita yang dia kejar sbanding dengan kewajibannya berbakti kepada orang tuanya” (hlm. 23-25).

Di tengah perenungan mendalam itu, Sakti menemukan makna penyerahan total kepada Sang Pencipta. Tuhan menjadi sandaran paling utama atas segala kenikmatan dan musibah yang menimpa dirinya. Akhirnya, dia putuskan membawa dunia musik yang digelutinya sebagai media berdakwah.

Kisah Sakti di dalam karya ini sungguh menarik. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah sang Gitaris kenamaan ini, perjuangan hidup yang super prima. Kedua, bakti seorang anak kepada orang tua kunci sukses dalam meraih mimpi kehidupan. Kehadiran karya ini patut diapresiasi. Selain memiliki aura ilmiah, karya ini sarat nilai motivasi dan inspiratif. Selamat membaca! (*)

Zaitur Rahem, Penulis lepas.

Terkait

Buku Lainnya

SantriNews Network