Hari Santri 2019
Indonesia Melahirkan Banyak Pemimpin dari Kalangan Santri
Para santri di Kabupaten Bekasi di acara Dzikir dan Doa Bersama, Sabtu, 28 Juli 2018 (santrinews.com/nashiruddin)
Bekasi – Ketua Panitia Pelaksana Hari Santri 2019 Kota Bekasi Muhammad Jupri, mengatakan, santri hari ini harus menjadi motor pergerak perubahan bagi dunia. Sejak dulu, santri telah mencatatkan sejarah bagi bangsa Indonesia dalam memainkan perannya demi kemajuan negeri.
Hal itu disampaikan Jupri dalam Pembukaan Hari Santri Kota Bekasi, di Pasar Proyek Trade Centre, Margahayu, Bekasi Timur, Jumat, 11 Oktober 2019, siang.
Harapan Jupri yang juga Ketua PC GP Ansor Kota Bekasi itu sesuai dengan tema Hari Santri Nasional 2019, yakni Santri untuk Perdamaian Dunia.
Menurut Jupri, gelaran Hari Santri yang telah diresmikan sejak tahun 2015 lalu menjadi spirit bersama bagi kaum santri untuk terus menjaga dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sebab, santri bukan hanya sebagai pelajar pada umumnya, tetapi juga punya nilai perjuangan tersendiri bagi negeri ini.
“Kita harus akui bahwa di Indonesia ini sudah banyak melahirkan pemimpin dari kalangan santri. Dulu kita punya presiden dari kalangan santri. Saat ini, kita punya wakil presiden yang juga santri dan akan dilantik pada 20 Oktober mendatang. Beberapa hari jelang Hari Santri pada 22 Oktober,” ujarnya.
Kemudian, dengan sangat rendah hati, Jupri mengungkapkan bahwa dirinya tidaklah berasal dari kalangan santri yang mengaji pada kiai di pondok pesantren. Namun, diakuinya, ia punya tekad dan keinginan yang bulat untuk berkhidmat kepada kiai melalui Nahdlatul Ulama.
“Atas dasar semangat berkhidmat itulah, maka saya memberanikan diri untuk menjadi Ketua Pelaksana Hari Santri Kota Bekasi tahun 2019,” kata Ketua Pemuda Lintas Agama Kota Bekasi ini.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bekasi KH Aiz Muhajirin mengungkapkan bahwa ungkapan Jupri itu merupakan bentuk tawadhu. Sebab, definisi santri mestilah merujuk kepada ungkapan Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari.
“Kiai Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa siapa saja yang mengurusi NU, maka akan dianggap sebagai santrinya, dan siapa yang dianggap santrinya maka akan didoakan mati dalam keadaan husnul khatimah. Dengan demikian, siapa yang berkhidmat di NU, maka secara otomatis, dia adalah santri,” kata Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Bekasi ini.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua PCNU Kota Bekasi KH Madinah beserta seluruh jajarannya, Pengurus MWCNU, lembaga dan badan otonom NU Kota Bekasi, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bekasi KH Aiz Muhajirin, pimpinan pesantren serta ratusan santri se-Kota Bekasi. (shir/nuo)