Islam Nusantara, Metode Dakwah Warisan Walisongo

Jember – Islam Nusantara sejatinya tak ada bedanya dengan Islam yang telah dijalankan oleh masyarakat Nusantara selama ini. Islam Nusantara merupakan metode dakwah yang sudah diwariskan oleh Walisongo selama berabad-abad.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah LBM NU Jawa Timur, KH Firjoun Barlaman saat menjadi narasumber dalam diskusi publik di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Taman Baru, Desa Glagahwero, Kalisat, Jember, Jawa Timur, Sabtu malam, 5 Januari 2019.

KH Firjoun menjelaskan, Islam Nusantara sebagai metode dakwah mengakomodasi kearifan lokal (Indonesia), dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

“Inti Islam Nusantara adalah rahmatan lil ‘alamin dan akhlaqul karimah. Dengan demikian, Islam diambil isinya, bukan bungkus dan labelnya saja,” tukas putra KH Ahmad Shiddiq itu.

Sedangkan nara sumber lain, Wakil Bupati Jember KH Abdul Muqit Ariev memandang bahwa Islam Nusantara menjadi pengawal utama lestarinya Bhineka Tunggal Ika.

“Dan kami sebagai pemerintah Kabupaten Jember akan terus bersama kaum santri untuk memperjuangkan hal itu,” ujarnya.

Menurut dia, pesantren yang merupakan basis NU tidak hanya menjadi benteng bagi umat Islam, tapi juga bagi Indonesia dan kemanusiaan dari ancaman radikalisme, ekstremisme dan terorisme.

“Oleh karena itu, kami pemerintah Kabupaten Jember akan menggunakan segenap kemampuan untuk bekerja sama dengan pesantren, khususnya dalam menanggulangi gerakan radikal,” urainya.

Diskusi yang mengangkat tema Islam Nusantara, Pesantren, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 tersebut digelar sebagai rangkaian dalam Peringatan Maulid Nabi & Khotmil Qur’an PP. Miftahul Ulum, Kalisat, Jember. (us/nuo)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network