Ketua Ansor Jombang: Kemandirian Organisasi Diawali Penguatan Lembaga

Ketua PC GP Ansor Jombang Zulfikar Dawam Ikhwanto (dua dari kanan) saat mendampingi Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid (santrinews.com/dok)

Jombang – Zulfikar Dawam Ikhwanto menggarisbawahi amanat yang disampaikan Nusron Wahid pada pelantikan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang, di Gedung PSBR Jombang, Ahad 3 Mei 2015.

Saat itu Nusron sebagai Ketua Umum PP GP Ansor mengingatkan agar Ansor tidak mengandalkan bantuan sosial dari seorang bupati atau pihak lain.

Dalam amanatnya Nusron memberikan alasan bahwa bantuan bisa merusak kemandirian organisasi. “SDM kita ini sangat besar. Tapi selama ini yang terjadi pengurus tidak concern ngurusi organisasi dan jamaah malah menjadi urusan,” tandas Nusron.

Terkait amanat tersebut, Ketua PC GP Ansor Jombang Zulfikar Dawam Ikhwanto menandaskan bahwa apa yang disampaikan Nurson perlu disikapi secara arif. “Saya pikir, kader Ansor harus berfikir positif atas himbauan ketua umum tersebut,” katanya usai pelantikan.

Namun untuk dapat menjadi organisasi yang mandiri, langkah strategis yang harus dilakukan adalah mengkonsolidir potensi kader dan juga kemudahan akses. “Langkah yang sangat memungkinkan dan menjadi prioritas kepengurusan kami adalah memperkuat kelembagaan,” kata Gus Atok, sapaan akrabnya.

“Sebagai organisasi, maka hal yang tidak terhindarkan dan menjadi tolok ukur keberhasilan adalah dari sisi kuatnya kelembagaan,” terangnya.

“Setelah seluruh potensi kelembagaan terkonsolidir, maka langkah berikutnya adalah dengan memberikan akses yang baik,” lanjutnya.

Sehingga dengan adanya kelembagaan yang tertata dengan baik, maka akan diketahui para kader yang memiliki loyalitas tinggi kepada organisasi. Dan para kader potensial inilah yang nantinya akan terus menggerakkan kepengurusan di setiap tingkatan.

Dan saat potensi kader telah terpetakan dengan baik, maka langkah berikutnya adalah memberikan akses kepada mereka untuk bisa menyalurkan potensi yang dimiliki. “Inilah yang saya namakan dengan kemudahan akses,” terangnya.

Terkait dengan bantuan sosial atau bansos, Gus Atok memiliki pandangan berbeda dengan Nusron. “Soal bansos harus disikapi dengan bijak,” tandasnya. Yang terpenting jangan sampai menjadikan bansos menimbulkan ketergantungan yang berakibat pada matinya kreatifitas dan kekritisan kader Ansor,” sambungnya.

Karena bagi Gus Atok, banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat kelembagaan dan pemberdayaan kader dan jamaah yang ada di berbagai kawasan. “Kendati demikian, seperti harapan saya di awal dan juga himbauan ketua umum, jangan mengandalkan bansos sebagai stimulus utama,” pungkasnya. (saif/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network