Madrasah dan Pesantren Sering Jadi Korban BOS
Bandung – Madrasah maupun pesantren penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) sering menjadi korban Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hal ini akibat tidak rapi dalam administrasi. Dari dulu, madrasah dan pesantren terkenal dengan kemandirian dalam pengelolaan lembaganya.
“Kelemahan utama madrasah baik MI dan MTs serta pesantren penyelenggara wajar dikdas adalah dalam administrasi,” kata Kepala Kemenag Kabupaten Bandung, Imron Rosyadi, dalam sosialisasi BOS di Hotel Horison, Selasa, 30 September 2014.
Acara dihadiri Kasi Madrasah H Oni Suryana, Ketua Kelompok kerja pengawas H Entung, dan Penyelenggara Bimbingan Syariah Azis Kawakibi. Acara diisi dengan pemateri dari Kemenag Jabar, Kemenag Kabupaten Bandung, Polres Bandung, dan BPKP Jabar.
Imron seperti dilansir Pikiran Rakyat, berharap, madrasah dan pesantren tidak mencoba untuk melakukan mark-up dalam jumlah siswa maupun santri yang akan mendapatkan dana BOS.
“Perencanaan harus baik dengan jumlah siswa dan santri yang diusulkan sama dengan kondisi lapangan. Demikian juga pelaksanaan dan pertanggungjawabannya juga harus baik,” ujarnya. (asep/ahay)