Malik Effendi Usulkan Kontes Resmi Sapi Sonok
Malik Effendi (kiri) saat menghadiri kontes sapi sonok di lapangan Putri Terbuang, di Desa Kolpo, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Ahad, 1 September 2019 (santrinews.com/istimewa)
Sumenep – Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Sumenep, Malik Effendi, mengusulkan agar pemerintah memikirkan untuk mengadakan kontes resmi sapi sonok yang berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga eks Karesidenan Madura seperti karapan sapi.
“Selain membuat event atau kontes berjenjang, pemerintah juga perlu ikut memantau kesehatan sapi dan menyebarluaskannya sebagai obyek wisata andalan,” kata Malik kepada SantriNews, di Sumenep, Ahad, 8 September 2019.
Hingga kini, belum ada kontes resmi sapi sonok yang difasilitasi oleh pemerintah. Berbeda dengan karapan sapi. Sapi sonok hanya digelar oleh masyarakat. Itupun terbatas hanya tingkat kecamatan.
Padahal, kata Malik, kontes sapi sonok sebenarnya tak kalah menarik dari kontes karapan sapi. Berbeda dengan karapan sapi yang lebih pada ketangkasan, kekuatan, dan kecepatan sapi dalam berlari, kontes sapi sonok lebih mengutamakan keindahan sapi.
Menurut Malik, sapi sonok adalah perpaduan keindahan bentuk tubuh sapi betina Madura, ketekunan dalam memelihara dan melatih serta kegembiraan melalui klenengan atau saronen dan tarian khas Madura.
Semua sapi sonok yang digunakan harus berjenis betina. Sapi dirias atau didandani secantik mungkin.
“Sapi sonok jelas mengedepanpan perlakuan yang lebih baik terhadap sapi,” ujar mantan anggota DPRD Jawa Timur ini.
Baca juga: Menpora Apresiasi Film Karapan Sapi Garapan Sutradara Muda Livi Zheng
Kontes sapi sonok adalah kontes kecantikan sapi betina. Sepasang sapi diapit alat yang disebut pangonong. Dikenalikan pawang atau seorang joki, sepasangan sapi berjalan perlahan-lahan mengikuti irama musik gamelan khas yang mengiringi dengan langkah jalan neter kolenang untuk menuju atau memasuki sebuah gapura.
Sejarah sapi sonok bermula sejak sekitar 50 tahun lalu. Awalnya para pemilik sapi di Madura setiap sore memandikan sapi-sapi mereka. Setelah sapi terlihat bersih, sehat dan montok, mereka secara iseng mengadakan lomba. Hal yang dinilai adalah sapi mana yang paling cantik.
Lama kelamaan tradisi ini berkembang dan akhirnya dilombakan sampai sekarang. “(Tradisi) ini tidak dimiliki oleh daerah lain di luar Madura,” tegasnya.
Karena itu, Malik menaruh perhatian serius pada kontes sapi sonok. Dalam beberapa kali kontes sapi sonok, ia sering hadir. Pada Ahad, 1 September 2019, pekan lalu, misalnya. Malik hadir di kontes sapi sonok di lapangan Putri Terbuang, di Dusun Kayu Kembang, Desa Kolpo, Kecamatan Batang-batang.
Mahrito, salah satu panitia, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Malik Effendi sebagai bentuk dukungan terhadap kontes sapi sonok. “Kehadiran Pak Malik merupakan bentuk penghargaan bagi kami, para pemilik sapi sonok. Terima kasih,“ kata Mahrito. (rus/onk)