Kontes Miss World: Gerogoti Budaya Lokal Indonesia

KH Abdurrahman Navis, Lc (dok/Santrinews)

Surabaya – Rencana kontes Miss World 2013 yang akan dilaksanakan di Indonesia, pada 28 September mendatang, mendapat penolakan dari kalangan pesantren.

“Kami tidak setuju Miss Word diadakan di Indonesia,“kata Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya KH Abdurrahman Navis, Lc, di Surabaya, Sabtu 27 April 2013.

Menurut Kiai Navis, perhelatan kontes ratu kecantikan yang rencana akan diikuti sekitar 130 wanita dari berbagai negara itu, berdampak negatif sangat besar bagi moral bangsa Indonesia.

Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur ini mengakui, kontes ratu kecantikan itu memang ada mamfaatnya. “Tapi mudharatnya lebih besar,“tandasnya.

Kiai Navis berpandangan, ajang berskala internasional itu bukan saja membawa misi bisnis, melainkan juga sebagai salah satu upaya untuk menggerogoti budaya lokal Indonesia.

Sejak dulu, lanjut dia, umat Islam di Indonesia selalu menolak semua bentuk ajang perlombaan yang mengarah pada pengumbaran aurat, yang digelar di luar negeri.

Kiai Navis mengaku heran, mengapa sekarang justru malah hendak dilaksanakan di Indonesia. “Dulu ngirim peserta saja banyak yang gak setuju malah sekarang jadi tuan rumah,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur ini, heran.

Puncak acara Miss World 2013 rencana akan digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat pada 28 September 2013 mendatang.

Menurut catatan, sepanjang sejarah pemilihan Miss World, sejak kali pertama digelar pada 1951, penyelenggaraan di Asia hanya dilakukan di Cina dan India. Di Cina sebanyak dua kali dan lima kali di India. Alhasil, Miss World 2013 yang ke-68 kali ini, Indonesia menambah daftar negara Asia yang menghelat kontes ratu kecantikan dunia tersebut. (hay/saif)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network