MTs-MA NU Tanjungkarang Gelar Haflah Akhirussanah

Para siswi MTs dan MA NU Tanjungkarang, Bandar Lampung menampilkan seni tari (santrinews.com/maisari)

Bandar Lampung – Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) NU Tanjungkarang, Bandar Lampung, pada Rabu 13 Mei 2015,menyelenggarakan acara Haflah Akhirussanah atau wisuda siswa kelas IX dan XII. Hal ini setelah sebelumnya dilaksanakan Ujian Nasional MTs pada 4 Mei 2015 dan MA pada 13 April 2015.

Usai pembacaan ayat al-Qur’an dan Lagu Indonesia Raya, acara tahunan tersebut dimeriahkan dengan berbagai penampilan oleh para siswa, di antaranya Tari Sigeh Pengunten yang manjadi tarian khas Lampung. Tarian ini biasa ditampilkan saat menyambut tamu penting.

Selain tari, pada kesempatan itu juga digemakan sholawat dari Tim Hadrah siswa yang dimiliki Madrasah, yang kemudian dilanjutkan dengan adanya persembahan dari anggota pramuka Madrasah, pidato tiga bahasa dan Khotbah Iftitah, serta persembahan lainnya dari kreativitas siswa-siswi MTs-MA NU Tanjungkarang.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 700 hadirin yang terdiri dari Pengawas Kementerian Agama Kota Bandar Lampung, beberapa kepala sekolah sekitar, para wali murid, alumni, dan tokoh masyarakat di Tanjungkarang Pusat. Mereka memadati lokasi acara di madrasah yang berada di tengah Kota Bandar Lampung itu.

MTs-MA NU Tanjungkarang dikelola sepenuhnya sejak tahun 1980 di bawah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ma’arif Lampung. Selain pendidikan formal, yayasan ini juga mengembangkan pendidikan nonformal, yakni PAUD Harapan Ma’arif dan Pondok Pesantren Marfa’atuddiniyah Al Islamiyah.

Ketua Yayasan, KH Hafidhuddin Hanif mengatakan, madrasah harus dapat menjadi wadah yang mampu mendidik anak agar dapat menjadi siswa masa depan dengan modal pintar, benar dan kober (sempat) sebagai idealisme pendidikan.

Pinter, menurut kiai Hafidhuddin, adalah menguasai ilmu pengtahuan dan teknologi yang didasari iman dan takwa. Sementara, benar adalah menyandarkan pola tingkah lahir dan batin kepada ajaran agama dan sanggup melaksanakan kejujuran, amanah, janji, sikap tolong menolong, serta amar ma’ruf nahi munkar.

“Kober artinya peduli pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yakni dapat menjadi teladan, mentaati tata tertib dan nasihat guru, dan di tengah arus globalisasi siswa dapat menjaga iman dan taqwa sebagai benteng diri,” pesannya. (maisari/onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network