Organisasi Pemuda Lintas Agama Jatim Tandatangani Prasasti Kebangsaan

Wakil Gubernur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul saat sambutan di acara Forum Kebangsaan Jatim (santrinews.com/mahrus)
Surabaya – Sebanyak sembilan organisasi massa lintas agama di Jawa Timur mendeklarasikan Forum Kebangsaan guna menyikapi kondisi sosial politik yang belakangan dirasa mengarah pada tindakan radikalisme dan dapat memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sembilan ormas tersebut adalah PW GP Ansor Jatim, PKC PMII Jatim, Korda GMNI Jatim, Mapancas Jatim, DPD GAMKI Jatim, DPD GMKI Jatim, Komunitas Antihoak, GPPRI, dan PW Lesbumi Jatim.
“Perkembangan sosial politik belakangan ini menunjukkan gejala yang memprihatinkan. Kalau dibiarkan bisa mengarah pada perpecahan NKRI,” kata Ketua Presidium Forum Kebangsaan Jatim H Rudi Tri Wahid, dalam jumpa pers di Surabaya, Ahad, 17 Februari 2017.
Dalam acara itu mereka juga menandatangani Prasasti Kebangsaan yang berisi tekad untuk memperkokoh rasa persatuan dan semangat kebangsaan, serta menjaga kerukunan hidup masyarakat Jawa Timur dari berbagai upaya yang ingin memecah belah persaudaraan di antara masyarakat.
Sembilan ormas ini, dikatakan Rudi, memiliki perasaan yang sama sehingga merasa perlu membentuk Forum Kebangsaan Jatim. “Kita mengajak seluruh komponen masyarakat Jatim untuk memperkokoh rasa persatuan, memperkuat komitmen kebangsaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” kata Rudi yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur itu.
“Selama ini kita dipertontonkan pertarungan, perbedaan, konflik, caci maki macam-macam, yang dipertontonkan ke masyarakat kan itu. Tapi sebenarnya mayoritas yang terjadi di Jawa Timur sebenarnya tidak begitu. Nah ini harus ditunjukkan ke masyarakat, ini loh Jawa Timur tidak seperti yang ditonton selama ini,” tegasnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf yang ikut hadir dan menandatangani Prasasti Kebangsaan menegaskan, Jawa Timur harus mampu menularkan virus kerukunan antar masyarakat yang saling menghargai dan menghormati.
“Jangan sampai yang terjadi di daerah-daerah lain terutama suasana yang bisa mengganggu persaudaraan itu, terjadi di Jawa Timur. Kalau perlu Jawa Timur bisa jadi contoh, bahwa perbedaan bisa disikapi dengan arif, semua bisa mempertimbangkan apa pun itu lebih utuh, mempertimbangkan kearifan lokal,” ujarnya.
Gus Ipul – sapaaan akrab Saifullah Yusuf mengajak masyarakat mengedepankan dialog atau musyawarah untuk menyelesaikan setiap permasalahan, bukan dengan konflik atau kekerasan. Dia menambahkan, persatuan dan kerukunan sangat diperlukan, untuk mendukung pekerjaan pemerintah membangun daerah dan masyarakatnya.
“Kerukunan ini harus kita jaga. Kebersamaan ini harus kita jaga. Kalau ada masalah-masalah, mari kita bicarakan, mari kita bermusyawarah, mari kita cari solusi. Ada banyak masalah-masalah bangsa ini yang perlu kita atasi, di antaranya masalah kesenjangan, dan juga masalah kebangsaan, dan juga tentu masalah-masalah pembangunan infrastruktur yang lain, yang ini semua memerlukan kebersamaan,” tegasnya. (rus/voa)