Aksi Solidaritas Kemanusiaan Rohingya

Sikapi Etnis Rohingya, Fatayat NU Jatim: Ini Bentuk Penindasan Nilai Kemanusiaan

Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur, Hikmah Bafaqih menyampaikan orasi di depan ratusan massa (santrinews.com/hady)

Surabaya – Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Timur Hikmah Bafaqih mengaku prihatin atas peristiwa penindasan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar yang sekarang mengungsi di Aceh. Menurut dia, segala bentuk penindasan kemanusiaan tidak boleh dibiarkan berlangsung di muka dunia.

Demikian ditegaskan Hikmah saat menyampaikan orasi keperihatinan di depan ratusan massa peserta aksi damai di depan Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Jumat siang, 22 Mei 2015. Aksi ini digelar guna menyikapi tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.

“Ini bukan kasus perbedaan agama atau etnis tapi sudah tergolong penindasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” teriak dosen UIN Malik Ibrahim Malang ini.

Karena itu, demi alasan kemanusiaan dia mendesak pemerintah Indonesia untuk memberi dukungan terhadap etnis Rohingya. “Jika manusia sudah tidak memiliki rasa kemanusiaan berarti tidak ada bedanya dengan binatang,” tegasnya.

Aktivis Fatayat NU bersama sejumlah aktivis Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Gerakan Pemuda Ansor, ISNU, IPNU, IPPNU), Lesbumi NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Alumni Santri Kilat Ansor, dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk etnis Rohingya Myanmar.

Ratusan massa gabungan tersebut bergerak bersama setelah shalat Jumat dari Kantor PWNU Jatim di Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya. Dengan dipandu Korlap aksi, Ainul Yaqin, mereka menuju depan Grahadi Surabaya.

Aksi damai berlangsung sekira 3 jam. Mereka menggelar orasi secara bergiliran, dimulai oleh perwakilan Ansor, Fatayat NU, IPNU, PMII, dan Walubi.

Hingga saat ini, jumlah pengungsi Rohingya asal Myanmar belum diketahui pasti, namun diperkirakan mencapai 10 ribu lebih, dan tinggal di lokasi-lokasi pengungsian sementara di Aceh. Kondisi para pengungsi sebagian masih terlihat lemah karena terlalu lama dehidrasi di lautan. (ubaid/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network