Muktamar NU

Sikapi Pro-Kontra Sistem AHWA, PWNU Jatim Netral

Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah (santrinews.com/hady)

Surabaya – Sistem pemilihan Rais Aam PBNU menuai pro-kontra. Ada yang sepakat melalui sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Sebagian yang lain menolak dan sepakat tetap seperti sistem semula yakni pemilihan secara langsung atau voting.

Menyikapi pro-kontra itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memilih bersikap netral. “PWNU Jatim tidak dukung AHWA atau voting,” kata Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, di Surabaya, Rabu 29 Juli 2015.

Menurut Kiai Mutawakkil, sebagai tuan rumah PWNU Jatim lebih berpikir demi kesuksesan muktamar. “Saya dukung suksesnya muktamar, karena PWNU Jatim akan menjadi tuan rumah yang baik,” ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini menyerahkan keputusan AHWA atau voting kepada muktamirin atau peserta muktamar, yang akan membahas masalah tersebut pada sidang pleno soal tata tertib (tatib) muktamar.

“Memang ada keinginan dari para tokoh-tokoh NU untuk kembali pada pola ideal, memilih Rais Aam yang pertama pola musyawarah mufakat (AHWA), ada juga yang berkeinginan voting,” katanya.

Usulan sistem pemilihan Rais Aam PBNU belakangan mengemuka dan memantik pro-kontra yang keras. Munas-Konbes NU memutuskan menggunakan AHWA. Namun, sejumlah PWNU menentang karena keputusan itu penuh rekayasa dan pemaksaan.

Muktamar Ke-33 NU akan berlangsung di Jombang pada 1-5 Agustus mendatang. Sesuai jadwal akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, dan penutupan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pembukaan dan sidang pleno ditempatkan di Alun-alun Jombang. Sedangkan sidang komisi berlangsung di empat pondok pesantren, yakni Pesantren Tebuireng, Mambaul Ma’arif Denanyar, Bahrul Ulum Tambakberas, dan Darul Ulum Paterongan. (hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network