Hari Santri 2016
Upacara Hari Santri, Ansor Ingatkan Resolusi Jihad NU
Sumenep – Peringatan hari santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober hari disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh element bangsa, terutama kaum santri dan warga NU.
Di Sumenep, misalnya, upacara memperingati hari santri dilaksanakan oleh pimpinan anak cabang Gerakan Pemuda Ansor di sejumlah kecamatan.
Banyak sekolah swasta setingkat MI, MTS dan MA yang mengutus muridnya sebanyak mungkin untuk ikut memperingati hari santri yang ditempatkan di pendopo kecamatan.
Di kecamatan dungkek, peserta sangat antusias mengikuti upacara hari santri. “Alhamdulillah murid-murid sangat antusias, juga masyarakat,” ungkap Tirmidzi, pengurus PC GP Ansor Sumenep yang ikut upacara hari santri di kecamatan Dungkek.
Begitu pula di kecamatan Ganding, upacara hari santri terlaksana begitu khidmat yang dihadiri oleh warga NU dan murid sekolah swasta.
“Ini bukti bahwa NU ikut berperan dalam proses kemerdekaan RI, dan kita wajib menjaga keutuhan NKRI,” kata Fauzan, ketua PAC GP Ansor Ganding.
Sementara itu Pimpinan Cabang GP Ansor Sumenep memandang hari santri adalah sebuah manifesto perjuangan kaum sarungan yang selama ini dianggap tidak punya peran dalam kemerdekaan RI.
“Kami hanya ingin memegaskan bahwa NU mempunyai peran strategis dan fundamental dalam gerakan melawan penjajah, melalui NU seluruh element bangsa semangatnya kembali berkobar untuk mengusir penjajah,” tegas Sekretaris Ansor Sumenep, Abdul Wasid.
Memang tidak dipungkiri bahwa NU menpunyai peran strategis dalam proses kemerdekaan RI. Salah satunya adalah melalui Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari yang kemudian terkenal dengan resolusi jihad NU yang diperingati melalui hari santri nasional saat ini.
Menariknya, dalam upacara yang dilaksanakan disejumlah kecamatam tersebut sangat berbeda dengan upacara biasanya.
Pasalnya peserta upacara memakai sarung, baju putih dan kopiah hitam. “Ini adalah identitas kami para santri yang siap menjaga pancasila dan NKRI,” kata Wasid. (man/onk)
